KABAR BANTEN - Area museum lubang buaya di Cipayung Jakarta Timur merupakan tempat bersejarah bagi Indonesia.
Di lubang buaya inilah tempat para petinggi militer Indonesia dibantai oleh PKI, yang sekarang di abadikan dan jadikan museum lubang buaya.
Menurut sejarah para korban dibunuh dan dimasukan paksa ke dalam lubang yang berdiameter 75 centimeter dengan kedalaman 12 meter, yang sebut lubang buaya ini.
Baca Juga: Inilah 5 Kecamatan Penghasil Wanita Cantik di Majalengka
Peristiwa kelam G 30 S PKI sampai sekarang masih terngiang dibenak rakyat Indonesia.
Kejadian kelam G 30 S PKI ini menjadi sebuah sejarah yang mengharu biru dimana sekelompok pasukan komunis membunuh para jendral hingga letnan yang dimasukan ke dalam sumur yang dikenal dengan sebutan lubang buaya.
Menurut pemaparan warga sekitar hingga penjaga museum lubang buaya, ketika pada malam hari sering terdengar suara rintihan laki-laki minta tolong dan juga terdengar suara hentakan kaki prajurit yang sedang baris- berbaris.
Tidak hanya itu sering juga terjadi para pengunjung mengalami kesurupan dan melihat penampakan sosok tentara dengan wajah rusak berlumuran darah.
Beragam kisah mistis di museum lubang buaya beredar dikalangan masyarakat.
Monumen Pancasila sakti yang berlokasi di kelurahan lubang buaya kecamatan Cipayung Jakarta Timur ini merupakan saksi dari kebiadaban anggota PKI (partai komunis Indonesia) terhadap sejumlah Jendra TNI.
Tidak heran jika museum lubang buaya ini menyimpan berbagai kisah mistis yang menyeramkan dan bikin bulu kuduk merinding.
Di museum lubang buaya kental sekali dengan aura mistis karena disana terdapat sumur tempat pembuangan jasad para jendral setelah sebelumnya disiksa secara keji.
Ada beberapa cerita misteri di sekitar museum lubang buaya tempat pembantaian pahlawan revolusi korban kebiadaban G 30 S PKI.
Baca Juga: 4 Senjata Tradisional Indonesia, Begini Keunikan dan Kekuatannya yang Dikagumi Dunia
Cerita yang beredar dari mulut-mulut tentang cerita misteri adanya makhluk halus disekitar museum lubang buaya sering terjadi.
Berikut mitos serta cerita misteri di sekitar museum lubang buaya sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Larasati Channel.
1. Penampakan tentara
Sosok penampakan tentara berlumuran darah di museum lubang buaya ini kerap terlihat oleh pengunjung di malam hari, wajah para tentara itu berlumuran darah dengan beberapa bagian tubuh yang sudah terpenggal.
Kisah ini diceritakan oleh salah satu petugas jaga di museum lubang buaya dan monumen Pancasila sakti.
Bahkan sejumlah pengunjung juga mengaku pernah melihat penampakan yang sama.
2. Aura mistis
Aura mistis di lokasi museum lubang buaya yang berada satu kompleks dengan museum penghianatan PKI sangat terasa mencekam.
Museum penghianatan PKI yang berisi patung-patung lilin yang di tata untuk menggambarkan pemberontakan PKI serta kekejaman PKI pada waktu itu.
Di monumen tersebut terdapat 7 patung perwira TNI yang gugur dalam pembantaian G 30 S PKI.
Ketujuh Jendral ini dibuang tubuhnya kedalam sumur yang saat ini dikenal dengan nama lubang buaya.
Aura mistis bisa anda rasakan ketika menginjakan kaki di kompleks museum lubang buaya ini ditambah dengan lampu-lampu berwarna merah yang diletakkan dalam sumur lubang buaya menambah suasana mistis kian terasa
3. Terdengar teriakan dari dalam sumur
Sumur ini atau yang disebut lubang buaya merupakan tempat paling ikonik sekaligus menyeramkan pasalnya di sumur itulah jasad ke tujuh pahlawan revolusi korban kebiadaban PKI diangkat dengan kondisi berlumuran darah sudah pasti nuansa mistis dan keangkeran sumur lubang buaya ini tak perlu diragukan.
Baca Juga: 3 Seniman Ini Melukis dengan Alat tak Biasa, Nomor 3 Jangan Berani Coba-coba
Sumur yang berada di kompleks museum lubang buaya ini memiliki kedalaman 12 meter dan diameter hanya 75 centimeter.
Menurut cerita saksi mata dari dalam sumur sering terdengar suara-suara goib seperti suara orang minta tolong namun saat sumur itu didekati suara itu hilang seketika.
Itulah misteri museum lubang buaya yang terletak di daerah Cipayung Jakarta Timur, semoga informasi bermanfaat dan menambah pengetahuan, dan bangsa Indonesia tidak melupakan sejarah kelam pemberontakan G 30 S PKI.***