Rezeki Itu di Langit Bukan di Bumi! Pelajaran Berharga dari Penjual Sate

14 April 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi terkait pelajaran berharga dari tukang sate, rezeki itu di langit bukan di bumi. /Pexels/xiomara-espinola

KABAR BANTEN - Ada pelajaran berharga dari penjual sate, penasaran pelajaran berharga apa dari penjual sate ini?

Berikut kisahnya sebagaimana dikutip Kabar Banten dari laman Instagram @qolbu_muslim.

Saya punya sate langganan, ini sate paling enak, menurut saya ini sate yang tiada duanya sulit cari lawannya harganya pun standar alias tidak mahal.

Baca Juga: Pelajaran Berharga dari Kisah Kakek Penjual Pisang di Pasar

Namun ada yang aneh dari penjual sate ini, meski jualannya rame namun kita tidak bisa datang ke kedai sate tersebut sesuka kita.

Jadi jika kita ingin makan sate dikedai tersebut kita harus telpon dulu penjual satenya, beberapa kali saya nekad datang tanpa telpon dulu eeeh tutup.

Saya tanya: "kenapa cara jualannya seperti itu?"

Pak haji Ramli penjual sate nya menjawab:"rezeki sudah ada yang ngatur kenapa harus ngoyo?"

"Bukan ngoyo pak" jawab saya

"Bapak bisa kehilangan pelanggan kalau jualannya begitu".

"Ah kaya situ yang ngatur rezeki saja" ucapnya sambil tersenyum

Saya kasih saran "sebaiknya bapak buka tiap hari, kalau bisa malam juga buka pak karena banyak yang suka makan sate malam juga pak" kata saya meyakinkan dia.

Lantas penjual sate itu menghela napas agak dalam lalu berkata:"hai anak muda rezeki itu ada dilangit bukan di bumi, anda muslim kan? Tanya penjual sate sambil menatap wajah saya, "suka ngaji ga?, coba baca Al-Qur'an cari nafkah itu siang, malam itu untuk istirahat kata penjual sate meyakinkan.

Dan saya hanya jualan siang, kalau malam biarlah itu rezekinya penjual sate yang jualan malam.

Dari jualan sate siang saja saya sudah merasa cukup dan bersyukur kenapa harus buka malam? penjual sate nyorocos sambil bakar sate.

"Coba lihat orang-orang yang kelihatannya kaya itu, pakai mobil mewah, rumahnya mewah, tanya mereka emang hidupnya enak?.

Pasti lebih enak saya karena saya tidak dikejar target, tidak dikejar hutang, saya dua Minggu sekali pulang, naik sepeda lewat sawah-sawah, lewat kampung-kampung, bergaul dengan manusia-manusia yang menyapa dengan tulus, bukan menyapa kalau ada maunya!

Baca Juga: Mengenal Beragam Jenis Sate, Kuliner Indonesia yang Populer Saat Idul Adha Hingga Favorit Barack Obama

Biarpun naik sepeda tapi jauh lebih enak dari pada naik Lamborghini, anginnya asli tidak pakai AC.

Sepanjang perjalanan bisa dengar kodok dan jangkrik lebih nyaman di kuping dari pada dengerin musik dari alat musik bikinan, coba anda pikir buat apa kita ngoyo bekerja siang malam?.

Jangan-jangan ketika muda bekerja keras ngumpulin uang, sudah tua uangnya dipakai ngobatin penyakit kita sendiri karena terlalu kerja keras, waktu muda itu banyak terjadi kan, banyak yang seperti demikian.

Dan jangan lupa Allah sudah mengakar rezeki kita, jadi buat apa kita ngejar-ngejar rezeki siang -malam?.

Rezeki tidak bakal tertukar, kalau kerja siang ada bagiannya begitupun kalau kerja malam ada bagiannya.

"Kalau kata pribahasa waktu adalah uang tapi jangan diterjemahkan tiap waktu untuk cari uang.

Waktu adalah uang artinya kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena waktu tidak bisa diulang, uang bisa dicari lagi, waktu lebih berharga dari uang, makanya saya lebih memilih waktu daripada uang".

"Waktu saya ngobrol dengan anda, ini jauh lebih berharga ketimbang saya bikin sate, kalau saya cuma bikin sate, di mata anda saya hanya akan dikenang sebagai penjual sate.

Tapi dengan ngobrol begini semoga saya bisa dikenang bukan cuma penjual sate, mungkin saya bisa dikenang sebagai orang yang punya arti dalam hidup, anda sebagai pelanggan saya kita bisa bersahabat.

Baca Juga: Kisah Mbah Jum yang Membuat Para Bidadari dan Penduduk Langit Iri

Waktu saya jadi berguna juga buat saya, begitu juga buat anda.

Kalau anda merasa ngobrol dengan saya ini sia-sia, jangan lupa ya "rezeki bukan ada di kantor, tapi dilangit" begitu kata penjual sate menutup pembicaraannya.

Sungguh luar biasa penjual sate ini kita pun jadi dapat pelajaran yang berharga mengingatkan kita agar tidak terlalu ambisius, tidak ngoyo, apalagi gara-gara mengejar rezeki kita jadi lalai menjalankan ibadah, ingat sejatinya rezeki kita sudah ada takarannya, rezeki Allah yang mengatur jadi jangan mengabaikan perintah Allah, yakinlah Allah sang pemberi rezeki, semoga informasi ini bermanfaat, wawllahu alam.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Instagram @qolbu_muslim

Tags

Terkini

Terpopuler