Kedua, kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan calon pasangan, mulai dari kebiasaan buruknya mau pun kebiasaan baiknya.
Karena, kebiasaan tersebut biasanya cukup sulit untuk diubah, dan tanyakan pada diri sendiri apakah bisa menerima kebiasaan calon pasangan kalian.
Ketiga, melihat pola pikir yang dimiliki calon pasangan, misalnya ketika menghadapi permasalahan dalam hidup.
Apakah menyelesaikan secara dewasa, atau malah pergi dari masalah dan meminta bantuan orang tuanya tanpa ada usaha sebelumnya.
Keempat, melihat calon pasangan mengelola emosinya ketika sedang marah atau pun kesal terhadap sesuatu hal.
Kemudian, melihat pengendalian amarahnya yang secara spontan, karena dikhawatirkan calon pasangan kalian memiliki tempramental dan melakukan kekerasan.
Kelima, menyamakan visi dan misi calon pasangan dengan dirimu, apakah memiliki kesamaan yang sama dengan apa yang dipikirkan kalian.
Keenam, melihat kondisi keuangan baik pada calon pria mau pun calon wanita, dan bagaimana perencanaan para calon ke depan soal karirnya.
Sebab, biasanya di dalam pernikahan seringkali terjadi selisih paham soal finansial dan keuangan yang berakhir pada keretakan rumah tangga.
Ketujuh, hal yang paling utama adalah restu dan kecocokan kedua keluarga besar.