Begini Sejarahnya Mengapa Kei Car Tidak Laku Dijual di Indonesia Padahal Laris di Jepang

- 29 Maret 2023, 11:30 WIB
Ilustrasi terkait mobil kecil atau Kei Car yang kurang begitu laku di Indonesia Padahal laris di Jepang.
Ilustrasi terkait mobil kecil atau Kei Car yang kurang begitu laku di Indonesia Padahal laris di Jepang. /Tangkapan layar/YouTube Hajar Win

KABAR BANTEN - Berbicara tentang mobil, bahwa mobil kecil (Kei Car) di Indonesia tidak laku di jual, padahal jika dilihat dari kebutuhannya mobil ini seharusnya laku.

 

Di Negara Jepang sendiri mobil yang paling laku dijual adalah jenis mobil kecil (Kei Car) seperti Honda N-bok, Toyota Roomi, Suzuki Spacia, Nissan Dayz, Daihatsu Tanto dan yang lainnya.

Selain kecil mudah saat belok, parkirnya gampang, lantas mengapa Kei Car atau mobil kecil laris di Jepang mengapa di Indonesia tidak laku dijual.

Baca Juga: Ditantang Om Mobi, Luna Maya Unjuk Kebolehan Nyetir Minibus Tahun 1991: Ini Mah Biasa Aja

Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari Channel YouTube Hajar Win, berikut alasan mengapa Kei Car atau mobil kecil di Indonesia tidak laku dijual.

Sedikit cerita tentang sejarah mobil kecil atau Kei Car serta bagaimana gagasan Kei Car ini muncul karena ada hubungannya dengan Kei Car di Indonesia yang pada akhirnya mobil ini tidak ada lagi padahal begitu dibutuhkan.

Sebagai informasi bahwa istilah Kei Car itu banyak dipakai oleh orang luar Jepang untuk menyebut mobil kecil sementara di Jepang sendiri menyebutnya dengan Keijidosha atau mobil ringan.

Dimana sejarah kemunculan Keijidosha atau Kei Car itu sendiri ada pada akhir tahun 1940-an ketika itu keadaan ekonomi negara Jepang dalam keadaan porak poranda akibat kalah perang.

Pemerintah Jepang menyadari bahwa salah satu cara untuk membangun ekonomi negara dengan membangun industri yang berkaitan dengan alat transportasi.

Dilihat dari jumlah penggunanya juga industri itu sendiri, namun karena keadaan ekonomi lagi buruk, maka orang-orang tidak memiliki kemampuan untuk membeli mobil.

Karena mobil mahal tentunya pajaknya juga mahal, apalagi pada saat itu di Jepang banyak mobil produk Eropa dengan harga yang cukup mahal.

Di Jepang sendiri terdapat tiga macam pajak mobil yaitu pajak saat membeli mobil, pajak yang dihitung berdasarkan bobot mobil dan pajak tahunan.

Selain itu di negara Jepang calon pemilik mobil wajib memiliki garasi mobil sehingga mobil tidak boleh diparkir sembarangan di pinggir jalan, dengan banyaknya biaya dan peraturan itu, orang-orang Jepang susah untuk memiliki mobil.

Baru pada 8 Juli 1949 pemerintah Jepang membuat suatu kategori mobil khusus yang bernama Keijidosha atau mobil ringan.

Baca Juga: Kenapa Biskuit Oreo Laris Manis di Pasaran? Ternyata Ini Alasannya

Dimana mobil itu akan mendapatkan keringanan pajak, selain itu karena Kei Car ini memiliki ukuran yang kecil, tentu harganya akan murah dan mudah saat diparkir sehingga tidak perlu garasi besar di rumah.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa rumah-rumah di Jepang itu memang kecil-kecil.

Adapun syarat agar suatu mobil dapat masuk kategori Keijidhosa atau mobil ringan ini tidak masuk akal karena panjang mobil maksimal 2,8 meter dengan lebar 1 meter serta kapasitas mesin maksimal 150 cc untuk mesin 4 tak (four stroke) dan 100 cc untuk 2 tak (two stroke).

Karena mobil itu terlalu kecil maka tidak ada satupun perusahaan otomotif saat itu yang mau membuat mobil seperti Keijidhosa atau mobil ringan itu.

Pada akhirnya pemerintah Jepang menyadarinya bahwa kriteria mobil tersebut terlalu kecil, apalagi setelah ditunggu selama tiga tahun tidak ada satupun perusahaan yang mau memproduksinya.

Pada gahun 1951 kriteria Keijidhosa atau Kei Car ini diperbesar panjang 3 meter, lebar 1, 3 meter, tingginya tetap 2 meter, dan kapasitas mesin maksimal 360 cc untuk mesin 4 tak (four stroke) dan 240 cc untuk mesin 2 tak (two stroke).

 

Setelah kriteria mobil itu dirubah, baru ada respon positif dari perusahan di Jepang yang mau memproduksi Keijidhosa atau Kei Car, saat itu tercatat ada model Kei Car seperti Suzuki Suzulight dan Subaru 360, Auto Sandals, dan Jama NJ 54 yang diluncurkan pada tahun 1953.

Pada tahun 1955 pemerintah Jepang merevisi kembali Produk Keijidhosa atau Kei Car ini dimana pada saat itu mesin 2 tak dan 4 tak disamakan untuk kapasitas maksimalnya yakni 360 cc, barulah Kei Car dengan spesfikasi ini banyak diminati masyarakat di Jepang.

Adapun Kei Car pertama yang saat itu laku di Jepang adalah Suzuki Suzulight yang diproduksi pada tahun 1955 dan Subaru 360 yang diluncurkan pada tahun 1958 pada jenis mesin 360 cc ini banyak juga Kei Car yang diimpor ke Indonesia yaitu Bemo, Suzuki Fronte, Suzuki Carry L40, Honda N 360, dan yang lainnya, kebanyakan mobil tersebut diimpor secara utuh dari Jepang.

Di impor secara utuh (Built Up) sama dengan versi dari Jepang, maka mobil-mobil.tersebut masih memenuhi standar Keijidhosa atau Kei Car.

Perubahan peraturan Kei Car terjadi pada Januari 1976 yakni panjang maksimumnya menjadi 4,2 meter serta kapasitas mesin menjadi 550 cc.

Sebuah produk mobil bisa di bilang Kei Car tidak hanya karena ukurannya yang kecil, namun memiliki mesin yang sesuai dengan kriteria penetapannya, di Indonesia sendiri Kei Car ini selalu direvisi baik dari ukuran dan kapasitas mesin nya.

Memasuki tahun 2000 Kei Car mulai merajai pasar mobil di negara Jepang, bahkan sempat ada produk
Kei Car asal luar negeri yaitu Smart four two atau disebut juga Smart Kei.

Kei Car yang laku dijual pada tahun 2003-2008 adalah Suzuki Wagon R tahun 2011Toyota mulai masuk dan bermain di pasar Kei Car lewat Toyota basic space.

Pada tahun 1985 pemerintah Indonesia melarang produksi mobil dengan mesin di bawah 1000 cc, sementara itu sejak tahun 1974 pemerintah melarang impor mobil secara utuh.

Hal itu yang membuat Kei Car tidak ada lagi di Indonesia, di Jepang sendiri persyaratan Kei Car terus mengalami perubahan

Alasan mengapa Kei Car tidak laku di Indonesia karena harganya yang mahal sebagai contoh mobil Jimny di Indonesia yang tersedia versi 1500 cc sementara di Jepang ada yang versi 600 cc dengan harga sekitar 200 juta.

Di Indonesia setiap orang ingin membeli mobil kecil atau Kei Car itu karena mudah parkir dan harganya murah, sementara di Jepang Kei Car masih jadi pilihan karena mendapatkan banyak keringanan pajak meski hatganya tidak semurah dulu.

Baca Juga: Viral Ida Dayak! Siapakah Sebenarnya Wanita Sakti Asal Kalimantan Ini?

Selain itu selera, budaya, dan kebutuhan orang jepang berbeda dengan orang Indonesia, biasanya orang Jepang kalau mau ke luar kota sudah biasa naik kereta api.

Sedangkan orang Indonesia sendiri lebih suka naik mobil, maka dari itu orang Indonesia lebih memilih mobil dengan harga yang murah dan besar, selain itu jika mobil itu dijual harganya masih tinggi

Itulah informasi tentang sejarah mengapa Kei Car tidak laku di Indonesia, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Hajar Win


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x