Asal Usul dan Sejarah Istilah Takjil di Indonesia, yang Jarang Diketahui

- 30 Maret 2023, 11:15 WIB
Ilustrasi terkait asal usul dan sejarah Takjil di Indonesia.
Ilustrasi terkait asal usul dan sejarah Takjil di Indonesia. /Tangkapan layar/YouTube Risalah Embun Pagi

 

KABAR BANTEN - Seperti yang kita ketahui bahwa istilah Takjil sangat familiar di bulan Ramadhan, menjelang waktu berbuka banyak penjual Takjil bertebaran menyediakan beragam kudapan untuk buka puasa.

 

Di sore hari menjelang waktu buka puasa kita bisa menemukan penjual Takjil ini seperti di sekitaran pasar, masjid, maupun di pinggir jalan.

Diketahui bahwa istilah Takjil telah melekat pada makanan-makanan untuk buka puasa.

Baca Juga: Pusat Takjil Pasar Bazar Lengkap di Kota Serang, Bisa Ngabuburit Sambil Buka Puasa di Masjid Agung Ats-Tsauroh

Lantas bagaiman asal mula kemunculan dari istilah Takjil ini?

Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari Channel YouTube Risalah Embun Pagi, berikut ini ulasan tentang asal usul istilah Takjil dan sejarahnya.

Kata Takjil berasal dari bahasa Arab yaitu ajjala-yu'ajjilu-ta'jilan yang artinya menyegerakan atau cepat-cepat.

Dalam hal ini Takjil bermakna kegiatan menyegerakan untuk membatalkan puasa ketika waktunya tiba.

Di Indonesia sendiri kata Takjil dilakukan penyederhanaan ucapan dari kata "Ta'jilan" menjadi kata "Takjil".

Dimana kata tersebut tesebut juga diserap dalam bahasa Indonesia dan tercantum di KBBI, yakni memiliki makna makanan kecil untuk buka puasa, jadi makna Takjil di Indonesia tergantung dari konteksnya.

Menurut pakar kuliner Ari Parikesit, bahwa istilah Takjil ini kemudian memiliki makna baru di Indonesia yaitu panganan khas untuk buka puasa.

Beberapa makanan untuk buka puasa itu seperti kolak, kurma, minuman segar, aneka kue dan makanan lainnya.

Sedangkan menurut sejarawan kuliner Indonesia Fadli Rahman, bahwa makna Takjil mengalami pergeseran dari arti sebenarnya.

Penulis buku Jejak Rasa Nusantara sejarah makanan Indknesia itu menjelaskan bahwa pada umumnya dahulu para Nabi membatalkan puasa dengan air putih dan kurma.

Istilah Takjil selanjutnya diserap seiring islamisasi masuk ke Nusantara, Fadli menjelaskan bahwa Wali Songo menjadikan Takjil sebagai sebuah media atau sarana untuk mengajak muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Dimana Wali Songo sendiri dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke-14.

Baca Juga: Indahnya Islam, Hanya Melalui Makan dan Minum Bisa Mendapat Pahala

Sebagai bentuk dari penyebaran agama islam, masyarakat muslim Indonesia diperkenalkan dengan berbagai tradisi agama termasuk perihal puasa Ramadhan.

Diketahui bahwa istilah Takjil temasuk ke dalam unsur tradisi puasa Ramadhan pungkas beliau.

Untuk menarik perhatian muslim di Indonesia, disejumlah wilayah yang terdampak islamisasi para Wali Songo memperkenalkan Takjil dalam benguk hidangan lokal.

Adapun menu yang tidak pernah absen tersaji sebagai teman buka puasa selain kurma adalah kolak, bubur manis, gorengan hingga aneka minuman segar.

Seperti yang kita ketahui bahwa menu Kolak merupakan salah satu Takjil yang paling populer untuk buka puasa dan itu tidak bisa lepas dari penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Pada saat itu para Wali Songo dalam menyebarkan agama islam sering kali memasak kudapan yang terbuat dari pisang kepok, ubi jalar, dan gula merah.

Berawal dari situlah kebiasaan memakan makanan manis mulai menyebar, sedangkan menu gorengan mulai muncul setelah minyak goreng dikenal masyarakat luas.

Masyarakat Indonesia punya kebiasaan baru dalam buka puasa Ramadhan dengan menyantap menu gorengan.

Selain itu menu khas Ramadhan juga muncul dari inovasi masyarakat dalam mengelola bahan makanan yang ada di alam.

Setiap periode akan muncul tren makanan-makanan baru sesuai komunikasi atau akulturasi yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga: Inilah 7 Resep Praktis Minuman Segar Untuk Buka Puasa, Boleh Pilih Sesuai Selera

Menyegerakan untuk buka puas Ramadhan memang sangat dianjurkan dalam islam sebagaiman yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

Dimana saat buka puasa Ramadhan Nabi Muhammad SAW biasanya memakan kurma, hal itu tertulis dalam hadis yang artinya "Biasanya Rasulullah SAW berbuka puasa dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat (Maghrib). Jika tidak ada ruthab, maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tamr, maka beliau meneguk beberapa teguk air." (HR. Abu Daud).

Demikinlah informasi tentang asal usul Takjil dan sejarahanya di Indonesia, yang familiar saat bulan Ramadhan, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Risalah Embun Pagi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x