Mengenal Nyai Djuaesih, Perintis Berdirinya Muslimat NU, Suarakan Hak Kaum Perempuan Pada Muktamar NU ke-13

- 3 April 2023, 11:15 WIB
Ilustrasi terkait Nyai Djuaesih perintis Muslimat NU yang berani suarakan hak kaum perempuan pada Muktamar NU ke-13 di Menes Banten tahun 1938.
Ilustrasi terkait Nyai Djuaesih perintis Muslimat NU yang berani suarakan hak kaum perempuan pada Muktamar NU ke-13 di Menes Banten tahun 1938. /Tangkapan layar/YouTube Penerus Para Nabi

KABAR BANTEN - Kiprah dan Kontribusi Nyai Djuaesih dalam sejarah perjalanannya sebagai organisasi perempuan NU tidak bisa lepas darinya, beliau sebagai salah satu tokoh perintis berdirinya Muslimat NU.

 

Nyai Djuraesih adalah sosok perempuan yang lahir dari keluarga sederhana, namun hal itu tak membuatnya minder.

Untuk mengenal lebih dekat lagi tentang sosok pelopor kebangkitan perempuan NU ini, sebagaimana dikutip Kabar Banten dari channel YouTube Penerus Para Nabi, berikut ulasan tentang Nyai Djuaesih sebagai sosok pelopor kebangkitan perempuan NU.

Baca Juga: Film Termahal! Inilah 8 Fakta Menarik Film Buya Hamka, Syuting di Sumatera Barat dan Mesir

Perempuan kelahiran Juni 1901 ini memiliki keberanian yang besar dan rasa percaya diri yang tinggi, dialah yang tercatat sebagai perempuan Nahdlatul Ulama (NU) yang menyuarakan hak-hak kaumnya saat Muktamar ke-13 di Menes Provinsi Banten pada tahun 1938.

Nyai Djuaesih dengan lantang dan berapi-api menyuarakan suara hatinya terkait kesetaraan perempuan NU.

Sorot matanya yang tajam dan dengan gaya retorika yang elegan, istri dari Danuatmaja alias H.Bustomi itu menguraikan pandangannya.

Dalam persidangan khusus bagian wanita Muktamar ke-13 Nu di Menes Banten, Nyai Djuaesih mengobarkan semangat kaumnya dan menyadarkan bahwa perempuan Nahdliyin memiliki tanggung jawab yang sama dengan kaum laki-laki NU.

"Di dalam Islam bukan saja kaum laki-laki yang harus dididik mengenai pengetahuan agama dan pengetahuan lain. Kaum wanita pun mendapatkan didikan yang selaras kehendak dan tuntutan agama. Karena itu, kami wanita yang tergabung dalam NU mesti bangkit." dalam pidatonya di atas mimbar.

Sontak pidato Nyai Djuaesih ini membuat para hadirin terpesona, dia akhirnya dikenal sebagai sosok perempuan NU yang pertama kali naik mimbar dalam resmi organisasi.

Isi pidatonya terkait tanggung jawab yang sama dalam organisasi menjadi rintisan pandangan dan cikal bakal lahirnya Muslimat NU.

Pada awalnya Nyai Djuaesih mengusulkan agar perempuan turut andil dan aktif menjadi anggota NU.

Hal itu sebagai pembelajaran sebelum perempuan NU mandiri dan memiliki organisasi sendiri.

Meski menjadi sosok perintis Muslimat NU, Nyai Djuaesih tidak begitu menonjol sebagai organisator dalam kepengurusan Muslimat NU.

Nyai Djuaesih lebih populer sebagai mubalighat dalam keperguruan Muslimat NU di Jawa Barat,

Sehingga, saat kepengurusan awal Muslimat tahun 1946, Nyai Djuaesih belum masuk susunan pengurus pusat yang saat itu ketua Muslimat NU dijabat Nyai Saodah Natsir, baru pada periode 1950-1952, Nyai Djuaesih tampil sebagai ketua.

Sejak kecil Nyai Djuaesih berada dalam didikan kedua orang tuanya sendiri, R.O.Abbas dan R.Omara S.

Selebihnya Nyai Djuaesih belajar dari pengalaman dan pergaulan dengan lingkungan sosialnya.

Ayahnya yang seorang ustadz banyak membekali Nyai Djuaesih dengan ilmu agama, sedangkan ibunya mendidik dan mengajari Budi pekerti dan tata cara hidup berumah tangga.

Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, Nyai Djuaesih menyadari betul bahwa pentingnya pendidikan bagi masa depan.

Karenanya, begitu ada kesempatan Nyai Djuaesih menyekolahkan anak-anaknya ke pendidikan formal yang dibuka pemerintahan Hindia Belanda saat itu.

Tiga anaknya berhasil menamatkan pendidikan di MULO, sedangkan yang lainnya di HTS.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Romantis dan Kata-kata Mutiara tentang Cinta dari Buya Hamka, Menyentuh Hati

Untuk ukuran zaman itu, apa yang dilakukan Nyai Djuaesih tergolong langka di tengah kehidupan pribumi yang serba sulit.

Tidak hanya di bidang ekonomi dan politik tapi juga pendidikan.

Itulah sepenggal kisah Nyai Djuaesih sebagai sosok yang berkontribusi besar terhadap gerakan perempuan di lingkungan NU, seorang pendakwah yang lugas dan penggerak emansipasi yang otodidak, semoga informasi ini bermanfaat serta menginpirasi kaum perempuan.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah