Kisah Perjalanan Duta Besar Kesultanan Banten ke Inggris pada Masa Kejayaan Abad ke-17

- 31 Mei 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait kisah perjalanan duta besar Kesultanan Banten menjalin kerjasama dengan bangsa-bangsa Eropa pada masa kejayaan di abad ke-17.
Ilustrasi terkait kisah perjalanan duta besar Kesultanan Banten menjalin kerjasama dengan bangsa-bangsa Eropa pada masa kejayaan di abad ke-17. /Tangkapan layar/Instagram @kesultananbanten

KABAR BANTEN - Kesultanan Banten pada masa kejayaannya tidak hanya memiliki kemajuan dalam bidang militer dan penyebaran agama Islam saja.

 

Selain itu, Kesultanan Banten juga pernah menjadi pusat perekonomi di wilayah Asia.

Dimana pada saat itu wilayah Kesultanan Banten menjadi magnet bagi bangsa-bangsa lain yang datang dan bekerja sama dengan kesultanan Banten.

Baca Juga: Fakta Pesugihan Nyi Roro Kidul di Pantai Karanghawu Sukabumi

Berikut kisah perjalanan Duta Besar Kesultanan Banten pada masa kejayaannya pada abad ke 17 sebagaimana dikutip Kabar Banten dari Channel YouTube Bujang Gotri

Salah satu penguasa Kesultanan Banten yakni Sultan Ageng Tirtayasa yang sangat dikenal akan kebesaran namanya.

Beliau diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan Sultan Abdul Mafakir yang wafat sekitar tahun 1651.

Dibawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, pada saat menjelang abad ke 17, Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di tengah gempuran kekuatan kerajaan Jawa yaitu kerajaan Mataram serta kekuatan VOC Belanda.

Sang Sultan Banten yang pemberani sekaligus ahli dalam strategi perang beliau tidak sedikitpun takut akan tekanan dan serangan dari kedua kekuatan besar tersebut.

Justru Kesultanan Banten di bawah komando Sultan Ageng Tirtayasa, Banten malah menantang Mataram dan VOC Belanda untuk berperang jika keduanya mencoba mengganggu untuk menghancurkan Banten.

Dengan adanya potensi ancaman dari luar, Sultan Ageng Tirtayasa semakin gigih berupaya untuk menyerang balik.

Dengan cara memperluas pengaruh dan kekuasaan Kesultanan Banten Sultan Ageng Tirtayasa ke wilayah Priangan, Cirebon dan sekitar Batavia.

Hal itu bertujuan untuk mencegah perluasan wilayah Mataram yang telah masuk sejak awal abad ke 17.

Selain itu juga karena adanya dorongan untuk mencegah masuknya kekuasaan Belanda dengan pemaksaan monopoli perdagangan VOC yang tujuan akhirnya adalah penguasaan secara politik terhadap Kesultanan Banten.

Dalam upaya menekan pengaruh dari VOC Belanda, Kesultanan Banten berhasil membuka kerjasama perdagangan dengan sejumlah negara-negara Eropa, seperti Inggris, Perancis dan Portugis.

Melalui kerjasama itu, kemudian blokade VOC Belanda atas pelabuhan Banten mulai perlahan pulih dan terbuka

Hal itu dikarenakan negara-negara tersebut merupakan pesaing berat VOC Belanda.

Dalam memperkuat kerjasama tersebut, kemudian Kesultanan Banten melakukan langkah diplomatik yang sangat cerdas yaitu mengirim dua duta besar Kesultanan Banten untuk menghadap ke kerajaan Inggris.

Dua diplomat ulung itu adalah Kyai Ngabehi Wipraya dan Kyai Ngabehi Jaya Sendana.

Selama tiga setengah bulan lamanya, kedua duta besar Kesultanan Banten tersebut berada di Istan Windsor disertai dengan 29 orang pengawal yang terdiri dari ahli bahasa hingga juru masak.

Baca Juga: 5 Mimpi Pertanda Anda Memiliki Khodam Pendamping yang Selalu Melindungi

Kedua duta besar Kesultanan Banten beserta para pengawalnya tersebut disambut hangat oleh Ratu Inggris dan para pejabat di istana kerajaan.

Dalam kunjungannya ke istana kerajaan Inggris, kedua duta besar Kesultanan Banten tersebut ikut membawa pesan penting kenegaraan atas nama Sultan Ageng Tirtayasa.

Yang menjadi poin utama pesan tersebut yaitu tentang upaya dalam meningkatkan kerjasama di bidang perdagangan dan pertahanan yang sudah terjalin antara kerajaan Inggris dan Kesultanan Banten.

Pengiriman duta besar Kesultanan Banten ke Inggris adalah salah satu taktik Sultan Ageng Tirtayasa untuk memperkecil pengaruh VOC Belanda atas Kesultanan Banten.

Karena hal itu, Sultan Ageng Tirtayasa faham benar bahwa Inggris merupakan rival (saingan ) utama yang ditakuti Belanda baik dalam bidang perdagangan maupun kekuatan militernya.

Strategi tersebut kemudian tak hanya berhasil memulihkan kondisi perdagangan Banten saja, tapi sekaligus bisa memecah konflik politik dengan VOC Belanda menjadi persaingan perdagangan antar bangsa-bangsa Eropa.

Namun ditengah rencana besar untuk memperkuat kerjasama tersebut, Kesultanan Banten dihantam masalah besar dengan adanya konflik internal antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya yakni Sultan Haji.

Dikisahkan bahwa Sultan Haji terpengaruh oleh bujukan VOC Belanda dan menjalin kerjasama untuk merebut tahta Kesultanan Banten dari ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa.

Dengan adanya peristiwa tersebut, kemudian misi besar yang dibawa duta besar Kesultanan Banten ke Inggris menjadi berantakan.

Hal tersebut disebabkan Keraton Kesultanan Banten pecah kongsi antara pendukung Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji.

Langkah besar yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa dalam pengiriman duta besar ke kerajaan Inggris ini menjadi tonggak sejarah yang menjadikan Keseltanan Banten sebagai Kesultanan pertama di Jawa berhasil go internasional dalam kerjasama diplomatik dengan bangsa-bangsa Eropa.

Pada kunjungannya tersebut, para duta besar Kesultanan Banten membawa serta persembahan berupa 200 karung perhiasan permata dan intan serta emas yang berukir burung merak.

Dalam catatan sejarah kedua duta besar Kesultanan Banten ini merupakan diplomat yang pertama kali dari Nusantara khususnya pulau Jawa yang berhasil melakukan perjalanan ke Eropa dalam misi untuk menjalin kerjasama yang diutus oleh Kesultanan Banten.

Pada saat ini kisah profil kedua duta besar Kesultanan Banten itu diabadikan dalam bentuk foto yang masih tersimpan rapi di museum Mankind di London Inggris.

Kesultanan Banten yang pada saat itu sebagai salah satu pusat perekonomian internasional, tentu saja dengan mudah mampu membuat mata uang yang biasa digunakan dalam bertransaksi baik dalam perdagangan lokal maupun mancanegara.

Berdasarkan informasi yang di peroleh dari Museum Negeri Banten, pada tanggal 11 Desember 2003 silam dari salah satu kantor di Inggris memberitakan tentang penemuan koin- koin misterius asal Kesultanan Banten.

Dalam penemuan tersebut terdapat satu ikat karung berisi koin-koin kuno yang berasal dari Indonesia yang ditemukan tertanam dalam lumpur di pinggir sungai Thames di London Inggris.

Dimana pada setiap keping-keping koin tersebut terdapat tulisan Arab bertuliskan Pangeran Ratu Ing Banten.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa uang kuno tersebut merupakan milik dari Kesultanan Banten yang berasal dari abad ke 17 dan merupakan mata uang kuno dari Pulau Jawa yang pertama kali berada di Inggris.

Adapun asal-usul dan latarbelakang ditemukannya koin Banten di Inggris memang saat ini masih menjadi perdebatan.

Bisa jadi keberadaan uang kuno di Inggris tersebut berasal dari para pedagang Inggris yang terjatuh di sungai setelah mereka berkunjung ke Banten dalam menjalin transaksi perdagangan.

Baca Juga: Fenomena Artis Nyaleg di Pemilu 2024, Berikut Daftarnya, Anda Mau Pilih Siapa?

Teori yang berikutnya berhubungan dengan kunjungan para duta besar dari Kesultanan Banten ke Inggris sekitar akhir abad ke-16.

Kemungkinan besar teori ini diduga kuat sebagai asal-usul dari penemuan koin Kesultanan Banten tersebut.

Itulah kisah perjalanan duta besar Kesultanan Banten pada masa keyaan Kesultanan Banten yaitu pada abad ke 17 yang telah berhasil menjalin hubungan kerja sama baik bidang perdagangan, ekonomi dan bidang pertahanan.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x