Es di Puncak Jaya Wijaya Mencair, hingga Permukaan Air Laut Naik, BMKG Beberkan Ini dan Kemungkinan Terburuk

15 Agustus 2021, 19:49 WIB
Ilustrasi kondisi es di puncak Jayawijaya dulu dan sekarang /pixabay

KABAR BANTEN – Keadaan es di Puncak Jaya Wijaya Papua mencair dan akan musnah 2025, serta permukaan air laut naik merupakan prediksi BMKG tentang kemungkinan-kemungkinan terburuk dari bencana alam serta dampak perubahan iklim.

Dengan kondisi dan prediksi es di Puncak Jaya Wijaya Papua mencair, BMKG menilai mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim sudah sangat mendesak dan harus dilakukan segera untuk mencegah risiko dan kerugian yang lebih besar.

Selain mencairnya es di Puncak Jaya Wijaya Papua, BMKG memprediksi naiknya muka air laut merupakan kemungkinan terburuk dari bencana alam serta dampak perubahan iklim yang akan lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih kuat.

Baca Juga: Siap-siap Kemungkinan Terburuk Dampak Perubahan Iklim, Bencana Alam Diprediksi Bakal Sering Terjadi

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati membeberkan sejumlah fakta yang dirilis World Meteorological Organization (WMO), dimana suhu tahun 2020 menjadi salah satu dari tiga tahun terpanas yang pernah tercatat.

Meski terjadi La Nina, namun temperatur rata-rata global permukaan bumi saat ini sudah mencapai 1,2 derajat celcius lebih tinggi dari pada tahun 1850-an.

Berdasarkan pengamatan BMKG, tahun 2020 di Indonesia merupakan tahun terpanas kedua dalam catatan.

Pengamatan dari 91 stasiun BMKG, menunjukkan suhu rata-rata permukaan pada tahun 2020 lebih tinggi 0,7 derajat celcius dari rata-rata periode referensi tahun 1981-2010.

Situasi ini, kata dia, memicu pergeseran pola musim dan suhu udara yang mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi.

Salah satunya adalah kejadian kebakaran hutan dan lahan yang tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kekeringan yang ekstrem, tetapi juga menyebabkan peningkatan emisi karbon dan partikulat ke udara.

"Saya berharap fakta-fakta ini dapat perhatian kita bersama guna mencegah pemanasan global semakin parah," katanya, dikutip kabarbanten.pikrian-rakyat.com dari bmkg.go.id, pada 6 Agustus 2021.

Untuk menghadapi itu, BMKG meningkatkan kecakapan SDM dan keandalan teknologinya. Baik itu untuk observasi, processing, analisis, prakiraan, prediksi, proyeksi dan peringatan dini.

“Agar tren dan anomali iklim dan cuaca serta potensi kejadian ekstrem dapat terdeteksi lebih dini, sehingga upaya antisipasi dan mitigasi bersama semua pihak dapat dilakukan secara lebih cepat, tepat, dan akurat,” katanya.

Baca Juga: Bahaya! Muncul di Barat Daya Banten dan Selatan NTT, Mudah-mudahan tak Tumbuh Badai Tropis, BMKG Prediksi Ini

Oleh karena itu, kata dia, semua adaerah harus mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan terburuk dari bencana alam serta dampak perubahan iklim.

Seperti kejadian badai tropis, banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, dan kekeringan yang diprediksi akan lebih sering terjadi dengan intensitas yang lebih kuat.

“Ataupun mencairnya es di Puncak Jaya Wijaya Papua, yang diprediksi oleh BMKG akan punah di tahun 2025, dan naiknya muka air laut,” ucapnya.

Dia mengatakan, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim sudah mendesak harus dilakukan segera untuk mencegah risiko dan kerugian yang lebih besar.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: bmkg.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler