KABAR BANTEN-Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 125 kali gempa guguran selama periode pengamatan, pada Sabtu 12 Maret 2022 pukul 00.00-24.00 WIB.
Selain gempa guguran, Gunung Merapi pada periode pengamatan itu tercatat tiga kali gempa hibrid atau fase banyak, satu kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas puncak.
Bukan hanya itu, Gunung Merapi tercatat 28 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Dari pengamatan visual, juga terungkap deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi.
Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi terpantau BPPTKG yang menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada 12 Maret 2022.
Dari pantauan itu, menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,2 cm dalam tiga hari.
Hal itu disampaikan Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya yang dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari Antara, pada Minggu, 13 Maret 2022.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Baca Juga: 280 Kilometer dari Gunung Semeru, Merapi Keluarkan Asap Kawah Putih Tebal, Berstatus Siaga
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Hingga kini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.***