KABAR BANTEN - Minat baca masyarakat Indonesia masih minim, meski setiap tanggal 23 April diterapkan Hari Buku Sedunia.
Hari Buku Sedunia tersebut ditetapkan oleh UNESCO, alasannya adalah banyak meninggalnya sejumlah tokoh sastra terkemuka, termasuk Miguel de Cervantes, William Shakespare, Inca Garcilaso de la Vega, William Wordsworth, dan David Halberstam.
Ketua umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyebutkan, akibat dari Pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar sangat terganggu. Hal tersebut membawa dampak terhadap minat baca masyarakat Indonesia yang masih minim.
“Laporan UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat minim atau rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Hal ini patut mendapat perhatian kita semua,” katanya, Jumat 23 April 2021.
Dia mengatakan, minimnya minat baca masyarakat Indonesia, merupakan masalah mendasar yang memiliki dampak sangat luas, bagi kemajuan bangsa Indonesia. Karena sebagian besar keterampilan dan pengetahuan modern akibat dari banyaknya membaca.
“Rendahnya minat baca di Indonesia telah menyebabkan meningkatnya hoaks dan disinformasi. Sebab masyarakat pembaca yang terampil mampu membaca, memahami, mengevaluasi, dan menyaring informasi,”ujar pria yang akrab dipanggil Gus Ami tersebut.
Baca Juga: Tanamkan Literasi Sejak Dini, TBM Lentera Ilmu Kota Serang Lakukan Hal Ini
Sementara itu, ketua DPW PKB Banten Ahmad Fauzi,mengatakan, pihaknyabtelah menerima instruksi dari DPP agar dapat membantu meningkatkan minat baca bagi masyarakat Banten.