Seorang panitia kemudian mendekati si kakek, saat itu kakek tersebut mengaku ingin mendapatkan vaksinasi namun tidak bisa mendaftar secara online.
"Setelah kami hampiri ternyata beliau tidak bisa mendaftar online karena tidak memiliki ponsel," tulis dr Helmiyadi.
Panitia pun langsung merespons, si kakek mendapatkan prioritas pelayanan, ia diarahkan untuk bisa mendaftar secara manual.
Kepada panitia, si kakek mengaku telah tiba di lokasi vaksinasi massal sejak pagi hari dengan mengayuh sepeda sejauh 15 kilometer.
Lantaran usia dan juga jaraknya yang sangat jauh, membuat si kakek tiba di lokasi vaksinasi dalam kondisi kaki pegal dan kelelahan.
"Beliau bercerita telah datang sedari pagi dengan mengayuh sepeda sejauh 15 kilometer. Sehingga kedua kakinya terasa pegal dan kelelahan," tulis dr Helmiyadi.
Pengakuan si kakek berikutnya membuat para panitia jadi geregetan, ia sebetulnya telah lama ingin divaksinasi.
Sayangnya orang-orang di sekitar si kakek selalu menakut-nakuti, membuat dirinya ragu untuk ikut program vaksinasi massal.