Pisahkan Pulau Jawa dan Sumatera, hingga Gelombang Setinggi 30 Meter, Kejadian dan Sejarah Tsunami Selat Sunda

- 2 Desember 2021, 21:01 WIB
Ilustrasi berbagai kejadian dalam sejarah tsunami Selat Sunda .
Ilustrasi berbagai kejadian dalam sejarah tsunami Selat Sunda . /REUTERS/Mainichi Simbun/

24 Agustus 1757

Sekitar pukul 2:00 WIB, gempa bumi yang kuat dirasakan di Jakarta kurang lebih selama 5 menit. Pada 2:05 WIB, selama goncangan yang terkuat, angin dirasakan berasal dari timur laut. Air sungai Ciliwung meluap naik hingga 0,5 meter dan membanjiri Kota Jakarta.

4 Mei 1851

Sekitar pukul 9:00 WIB, di Teluk Betung, di dalam Teluk Lampung, di pantai selatan pulau Sumatera, teramati gelombang pasang naik 1,5 meter di atas air pasang biasanya. Pada pukul 13:30 WIB atau sekitar 5 jam kemudian, dirasakan guncangan gempa ringan di bawah Jakarta.

9 Januari 1852

Segera setelah 18:00 WIB, dirasakan gempabumi yang menyebar dari bagian barat Jawa hingga bagian selatan Sumatera. Dirasakan juga di Jakarta, dan gempa-gempa susulannya dirasakan pula di Bogor dan Serang. Pada 20:00 WIB, terjadi fluktuasi air laut yang tidak seperti biasanya.

16 Februari 1863

Terjadi gempa kuat dirasakan di Pulau Jawa. Terasa kuat di Lebak, terasa sedang di Jakarta, Pulau Kapal di Teluk Jakarta, dan terasa lemah di Serang dan Caringin. Sebelum gempa bumi, teramati gelombang laut yang bergulung di pantai dengan suara yang keras.

27 Agustus 1883

Sekitar pukul 10:02 WIB, terjadi erupsi yang sangat dahsyat dari gunung api Krakatau, yang diikuti oleh gelombang tsunami. Ketinggian tsunami maksimum teramati di Selat Sunda hingga 30 meter di atas permukaan laut, 4 meter di pantai selatan Sumatera, 2-2,5 m di pantai utara dan selatan Jawa, 1,5-1 m di Samudera Pasifik hingga ke Amerika Selatan. Di Indonesia sebanyak 36.000 orang meninggal dunia.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah