PANDEGLANG, (KB).- Sejumlah aktivitas masyarakat yang melaksanakan pemotongan hewan kurban di Desa Majau Kecamatan Saketi terkesan mengabaikan protokol kesehatan (protokes). Hal tersebut terjadi karena masyarakat berasumsi kasus Covid-19 sudah normal.
Berdasarkan pantauan, penyembelihan hewan kurban di halaman Masjid Baiturahman Kampung Legon Desa Majau tidak memperhatikan anjuran protokol kesehatan. Hal itu terihat tidak ada jaga jarak, tidak menyediakan hand sanitizer dan tidak menggunakan masker.
Ketua Panitia Kurban, Ghomrowi menuturkan, pihaknya bukan berarti menantang Covid-19, namun hanya ingin membuktikan bahwa di Desa Majau tidak ada warga yang terpapar Covid-19, sehingga sekalipun melakukan kerumunan diyakini aman.
"Kita semua berdoa agar terhindar dari penyakit, bukan berarti menantang, namun hanya ingin membuktikan bahwa semua warga Desa Majau tidak ada yang terkena virus corona. Kami juga tetap berdoa agar dijauhkan dari segala macam penyakit," kata Ghomrowi kepada Kabar Banten, Sabtu (31/7/2020).
Ia mengatakan, soal tidak menggunakan masker dan anjuran protokes, pihaknya menyerahkan hal itu kepada masyarakat. Ia juga tidak dapat memaksakan semua warga harus atau wajib untuk melaksanakan protokes, namun bagi yang ingin menerapkan protokes dipersilahkan.
"Kalau di desa kita yakin tidak ada corona, buktinya salat berjemaah tetap dilaksanakan tanpa jaga jarak. Soal terjadi kerumunan warga itu tradisi saat penyembelihan hewan kurban. Mereka berkerumun ada yang ingin menyaksikan kurban juga ada panitia yang membantu penyembelihan hewan kurban," ujarnya.
Sementara, Kabid Penanganan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pandeglang, Ahmad Sulaeman mememaklumi proses penyembelihan hewan kurban yang tidak memperhatikan protokes, karena masyarakat belum terbiasa dengan adaptasi era kenormalan baru.