1549852

Batu Tulis Muruy Petilasan Sultan Sifa

- 29 Oktober 2017, 11:15 WIB
Batu-tulis-muruy
Batu-tulis-muruy

Situs Batu Tulis Muruy, yang berlokasi di Kampung Muruy, Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang merupakan destinasi wisata religi. Sejarah mencatat, bahwa Situs Batu Tulis Muruy merupakan peninggalan dari Kerajaan Pucuk Umun. Tampak tulisan Arab di atas batu yang bacaannya "Atol Hamam Anabu Alwau Sanatun" tersebut dibuat oleh Pucuk Umun pada 1161 Masehi sesuai yang ada pada tulisan batu tersebut. Tetapi, pada masa Kesultanan Banten, lokasi batu tulis tersebut pernah menjadi tempat singgah Sultan Banten Muhammad Sultan Sifa Jaenal Arifin dalam menyebarkan agama Islam di Banten, sebelum Sultan Hasanudin. Selain itu, yang pernah singgah di lokasi Batu Tulis Muruy, tampaknya bukan saja Muhammad Sultan Sifa Jaenal Arifin, namun ada keturunan dari sultan tersebut yang juga pernah bersinggah di situs tersebut, yakni Nyi Kamilah yang pada waktu itu menurut sejarah, selain untuk syiar Islam juga untuk menghindari dari penjajahan Belanda. Batu tulis tersebut sebelumnya ditemukan warga sekitar pada 1980. Batu tersebut ditemukan dari lilitan akar pohon besar yang ada di lokasi tersebut. Namun kemudian, batu tersebut diangkat dari lilitan akar pohon dan sekarang telah ditata dan dijaga pemerintah daerah. Batu Tulis Muruy yang memiliki nilai sejarah tersebut, konon masih menyimpan kekuatan mistis. Banyak warga yang mempercayai pengaruh dari keberadaan batu tulis tersebut, bahkan tidak sedikit pengunjung yang datang ke lokasi yang memiliki tujuan tertentu, seperti ingin mendapatkan barang yang memiliki unsur gaib serta tujuan lainnya. Meski begitu, kuncen atau penunggu batu tersebut membuat larangan bagi pengunjung saat di lokasi, dilarang naik ke atas batu dan berbuat hal-hal yang buruk, seperti berpacaran dan merusak lingkungan batu tulis. Jika larangan tersebut dilabrak, maka akan mendapatkan mala petaka, bahkan konon bagi pengunjung yang memiliki pasangan dan berpacaran di lokasi, ikatan cintanya bisa pudar. Salah seorang kuncen batu tulis atau juru perawat (jupel), Hardi menerangkan, Batu Tulis Muruy tersebut dibuat Raja Pucuk Umun pada 1161 Masehi. Tetapi, situs tersebut pernah menjadi persinggahan Muhammad Sultan Sifa Jaenal Arifin dalam melakukan syiar Islam. Sebab, pada masa itu, warga sekitar mayoritas memeluk agama Hindu dan Budha. "Tujuan Muhamad Sultan Sifa Jaenal Arifin singgah di lokasi situs merupakan untuk menyebarkan agama Islam di Banten dan usaha sultan itu berhasil," katanya, Jumat (27/10/2017). Di lokasi batu tersebut ada larangan yang tidak boleh dilakukan pengunjung, di antaranya naik ke atas batu, merusak lingkungan, serta berbuat mesum. Sebab, jika ada yang berani melanggar, maka bisa terkena musibah bagi pelaku. Sementara itu, Kepala Desa Muruy, Kecamatan Menes, Ahmad Afandi mengatakan, dengan adanya peninggalan sejarah di wilayahnya tersebut, pihaknya akan mengoptimalkannya. Tetapi, untuk mengoptimalkan destinasi wisata tersebut membutuhkan dukungan dari masyarakat. “Kami akan kembangkan, tetapi memang kami lakukan pembangunan untuk fasilitas bertahap. Sebab, kami juga yakin, apabila batu tulis tersebut sudah dikenal dan banyak dikunjungi masyarakat, akan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat juga. Salah satunya dengan berdagang,” tuturnya. (Iman Fathuroman)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah