Watertoren: Menara Air, Wisata Sejarah Rangkasbitung Lebak, Kota Kecil dengan Sejuta Cerita

- 1 Februari 2023, 06:44 WIB
Wotertoren menara air yang merupakan wisata sejarah di Rangkasbitung usai direvitalisasi dan akan dibuka pada Februari 2023 ini.
Wotertoren menara air yang merupakan wisata sejarah di Rangkasbitung usai direvitalisasi dan akan dibuka pada Februari 2023 ini. /Kabar Banten/Nama Djumhana/

KABAR BANTEN - Bangunan bersejarah Watertoren di Rangkasbitung, Lebak, akan dibuka awal bulan Februari.

Bangunan Watertoren sempat direvitalisasi agar pengunjung bisa lebih nyaman saat berkunjung.

"Rencananya tanggal 3 Februari 2023, Watertoren akan dibuka untuk wisata, mudah-mudahan jadwalnya tidak   berubah," kata Kepala Bidang Destinasi pada Disbudpar Lebak, Usep Suparno, di Lebak, Selasa 31 Januari 2023.

Usep mengatakan, wisata sejarah Watertoren bisa menampung paling banyak 100 orang. Tempatnya akan buka setiap hari dan tidak dipungut biaya.

Baca Juga: Deretan Tempat Wisata Kuliner di Kota Cilegon Banten, Asoy dan Gak Bikin Kantong Melehoy

"Sementara belum ada tiket, kita lihat perkembangannya ke depan apakah perlu ditiket atau seperti apa," dia menambahkan.

Usep menjelaskan Watertoren merupakan wisata sejarah di Rangkasbitung yang bisa dikunjungi selain Museum Multatuli. Selain menjadi wisata, diharapkan bangunan bersejarah ini bisa memberi informasi kepada masyarakat umum.

"Dengan direvitalisasinya Watertoren Rangkasbitung ini diharapkan bisa memberi atraksi bagi wisatawan yang datang, serta informasi tentang sejarah Kota Rangkasbitung maupun story telling Watertoren dalam lintasan sejarah, slogan 'Rangkasbitung, Kota Kecil dengan Sejuta Cerita' bisa terngiang kembali bagi mereka yang mempunyai kenangan dan romantika di sini," ujar dia.

Baca Juga: Bukit Waruwangi, Padarincang, Serang, Wisata Alam Kekinian yang Lengkap Fasilitasnya, Berlimpah Spot Foto

Dia menuturkan, Watertoren atau menara air dibangun pada masa Hindia Belanda. Di Lebak sendiri, ada dua bangunan Watertoren. Satu di Kecamatan Rangkasbitung dan satu lagi di Kecamatan Warunggunung. Keduanya diperkirakan  dibangun pada tahun 1931.

Bangunannya berbentuk silinder. Pada bagian atas berbentuk segi delapan dengan tipe dinding masonry.

"Berdasarkan angka tahun yang terdapat di atas pintu menara air, tertulis angka 1931. Pada tahun tersebutlah menara air atau Watertoren  ini diduga dibuat dan diresmikan," kata Usep

Usep menjelaskan, Watertoren yang ada di Warunggunung berfungsi sebagai bak pengontrol air. Sedangkan yang ada di Rangkasbitung berfungsi menyalurkan air bersih ke seluruh wilayah Rangkasbitung.-

Berdasarkan fungsinya, lanjut Usep, Watertoren dibangun pada tempat yang lebih tinggi. Sumber airnya berasal dari Gunung Pulosari di Pandeglang.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Pantai Lebak Banten, Liburan Hemat dengan Keindahan Alam Mempesona

"Menara air ini pada masanya digunakan sebagai bak penampung air yang berasal langsung dari mata air Ciwasiat, Gunung Pulosari di Pandeglang," jelasnya.

Pada masa Hindia Belanda, Watertoren dikelola oleh perusahaan air minum bernama Waterleidengbedrijf. Kemudian diambil oleh oleh Jepang dan berganti nama menjadi Rangkasbetoeng Suido Syo.

"Berakhirnya masa penjajahan Jepang, pemerintah Indonesia berhasil mengambil alih menara air ini dan mengganti namanya menjadi Kantor Air Minum Rangkasbitung. Namun mulai dari tahun 1970-an, menara air atau Watertoren ini sudah tidak digunakan lagi, tapi masih tetap dirawat dan dipelihara. Nantinya juga akan dibuka menjadi wisata sejarah," ucapnya. ***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x