Wisata Edukasi Ternak Lebah Teuweul

- 9 November 2019, 22:20 WIB
/

Seiring perjalanan waktu, ketekunan beberapa pembudidaya mulai menampakkan hasilnya. Tidak sekadar berhasil memanen madu, namun lokasi pengembangbiakan lebah teuweul itu kini menjadi salah satu destinasi wisata edukasi yang cukup menjanjikan.

Untuk mengetahui bagaimana keseruan belajar sekaligus ikut memanen dan merasakan gurihnya madu teuweul, berikut tulisan Dian Wahyudi yang kami sajikan secara utuh untuk pembaca setia harian Umum Kabar Banten.

Sudah lama saya ingin menemui beliau, kabarnya sedang mengembangkan budidaya atau ternak lebah teuweul. Lokasi ternaknya di pusat kota, aih.. Benar saja, setelah janjian, saya menemui beliau di salah satu lokasi ternak lebah teuweulnya. Tepatnya di Kampung Pasir Sukarayat, jalan masuknya lewat gang samping SD atau yang biasa dikenal dengan sebutan SD Pengadilan, persis dibelakang pemakaman umum.

Lokasinya, yang semula tempat orang membuang sampah, kotor dan tidak begitu luas, saat ini menjadi sangat nyaman, dengan berbagai tanaman, mulai dari rambutan, nangka, matoa, lengkeng yang dapat berbuah.

Belum lagi aneka bunga yang sengaja ditanam, termasuk bunga "air mata pengantin", duh… dan si air mata pengantin yang tumbuh subur dengan bunga yang cantik inilah, salah satu makanan lebah ini.

Dan secara tidak sengaja, lokasi yang asri, kemudian banyak di datangi berbagai burung. Ini sepertinya rahasia tak terduga, kenapa pohon berbuah baik dan bunga tumbuh subur. Niat baik, menyuburkan pohon yang baik dan menghasilkan madu yang manis.

Namanya Badrul Munir, pecinta lingkungan, juga dosen di salah satu kampus di Banten. Saat ini sedang mengembangkan ternak lebah teuweul (Trigona sp). Trigona sp merupakan salah satu jenis dari genus meliponini yaitu jenis lebah madu yang tidak bersengat (stingless bee).

Saya langsung jatuh cinta dan merasakan sensasinya berinteraksi dengan lebah jenis ini. Saya disuguhi untuk langsung nyomot sarang lebah di kotak sarang buatan. Atuh dak.. karak ngasaan eta nu ngarana madu teuweul sing horeng amis jasa, sampai meleleh di mulut jeung leungeun… (baru menikmati yang namanya madu teuweul, ternyata sangat manis, sampai meleleh di mulut dan tangan)…

Menurut Badru, ternak lebahnya baru dimulai sekitar 2 tahun yang lalu, sejak orangtuanya terkena diabetes. Badru berusaha mencari obat alternatif, dan salah satu yang cocok untuk pengobatannya adalah madu lebah teuweul ini.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x