Sejarah Gunung Santri Serang Banten, Ada Makam Syekh Muhammad Sholeh

- 18 Juli 2023, 19:12 WIB
Sejarah Gunung Santri Serang Banten, Ada Makam Syekh Muhammad Sholeh
Sejarah Gunung Santri Serang Banten, Ada Makam Syekh Muhammad Sholeh /Tangkapan layar YouTube /Keramat Wali

 

KABAR BANTEN - Gunung Santri Banten merupakan bukit dan nama kampung yang berada di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten.

Gunung Santri Banten berada di sebelah barat laut daerah pantai utara yang jaraknya kurang lebih 25 km dari Ibukota Banten yaitu Serang. Dan kurang lebih 7 km dari sebelah utara Kota Cilegon.

Gunung Santri Banten terkenal dengan keberadaan makam seorang Wali yang bernama Syekh Muhammad Sholeh.

Baca Juga: Pulau Umang Pandeglang Banten, Serasa Private Island yang Eksotis dan Memesona

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Eru Wahyudi, berikut sejarah Gunung Santri yang berada di Serang Banten.

Sejarah berawal dari perjuangan Sunan Ampel atau Raden Rahmat yang pernah merencanakan berdirinya Kerajaan Islam dengan dibuktikan atas berdirinya negara baru di Demak, dan sekaligus berdirinya Masjid Agung Demak pada tahun 1479.

Sunan Ampel juga mendirikan pondok pesantren sebagai sarana penggemblengan para kader yang kelak melanjutkan perjuangannya.

Salah satu kader atau santri Sunan Ampel adalah Syekh Muhammad Sholeh.

Syekh Muhammad Sholeh setelah selesai menimba ilmu pada Sunan Ampel, kemudian melanjutkan perjuangannya untuk menemui Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, ayah dari Sultan Maulana Hasanuddin di Cirebon.

Atas perintah Sunan Gunung Jati pada waktu itu penguasa Cirebon, Syekh Muhammad Sholeh berangkat ke Banten untuk mencari Putra Sang Guru yaitu Maulana Hasanuddin yang telah lama meninggalkan Cirebon.

Sesuai dengan tujuan dan berkat ketelatenannya, akhirnya bertemulah Putra penguasa Cirebon itu, di Gunung Lempuyang di dekat Kampung Merapi, Desa Kirsari, Kecamatan Bojonegara.

Diketemukannya Maulana Hasanuddin di gunung itu, yang sedang bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, Syekh Muhammad Sholeh memberitahukan kepada Maulana Hasanudin mengenai kedatangannya.

Kemudian berangkatlah mereka menuju Cirebon, namun di tengah jalan Syekh Muhammad Sholeh mohon pamit untuk memisahkan diri, beliau ingin menetap di Gunung Santri dengan meneruskan perjuangannya dalam menyiarkan agama Islam di pantai utara.

Syekh Muhammad Sholeh dikenal juga sebagai cilik orang, beliau diangkat sebagai pengawal sekaligus penasehat dari Sultan Maulana Hasanudin.

Sebagai sultan pertama di Banten ketika itu penyiaran agama Islam di Banten yang dilaksanakan oleh Sultan Maulana Hasanudin, mendapat tantangan dari kerajaan Sunda Pajajaran dibawah pimpinan Pucuk Umun.

Tentangan kerajaan Sunda Pajajaran ini disebabkan Sultan Maulana Hasanuddin berhasil menyebarkan agama Islam di Banten sampai bagian selatan, Gunung Pulosari, Gunung Karang, sampai Ujung Kulon.

Sehingga keberhasilan ini mengusik Prabu Pucuk Umun yang semakin kehilangan pengaruh

D alam kisahnya, Pucuk Umun menantang Sultan Maulana Hasanuddin untuk bertarung dengan cara mengadu ayam jago.

Prabu Pucuk Umun mengalami kekalahan dalam pertandingan, namun ia tidak menyerah sehingga ia mengambil langkah berikutnya, yaitu menyatakan perang.

Pernyataan perang pucuk Umun ditanggapi oleh Sultan Maulana Hasanuddin, sehingga apapun yang dilakukan oleh Prabu Pucuk Umun mendapat kegagalan atau kalah dalam pertempuran melawan Sultan Maulana Hasanuddin.

Bersama Syeh Muhammad Sholeh kemenangan dalam pertempuran ini membuat Sultan Maulana Hasanuddin lebih giat menyusun strategi dan program perjuangan untuk menyebarkan agama Islam di Banten.

Sedangkan Syekh Muhammad Sholeh pulang ke markasnya di Gunung Santri. Kedatangan Syekh Muhammad Sholeh Gunung Santri ini mengemban tugas sebagai muballigh untuk menyebarkan ajaran agama Islam di sekitarnya.

Ajaran yang digunakan Syekh Muhammad Sholeh dalam berdakwah menggunakan pendekatan persuasif, sehingga setiap orang yang didatanginya merasa puas dan bersedia mengikuti ajakan untuk mengikuti ajaran Islam secara sukarela.

Sosok Syekh Muhammad Sholeh di Gunung Santri tidak hanya berdakwah, beliau bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Ajaran Syekh yang diberikan kepada para santri dan masyarakat sekitarnya adalah dalam hal bercocok tanam. Ketika beliau mulai bercocok tanam selalu diiringi bacaan Basmalah dan dua kalimat syahadat.

Hasil Syekh Muhammad Sholeh dalam menyebarkan ajaran Islam di pantai utara Banten ini, didasari dengan rasa ikhlas dan kejujuran dalam menanamkan tauhid kepada para santrinya.

Syekh Muhammad Soleh wafat pada usia sekitar 76 tahun, sebelum wafat beliau berpesan untuk dikuburkan di puncak Gunung Santri Putri.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Tahun Baru Islam 1445 H Tahun 2023, Gunakan untuk Ikut Serta Memperingatinya

Itulah sebabnya sampai saat ini Gunung Santri selalu ramai dikunjungi oleh peziarah makam Syekh Muhammad Sholeh.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: YouTube Eru Wahyudi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah