Guru Bahasa Indonesia Pionir Gerakan Literasi

- 8 April 2019, 21:45 WIB
Literasi Ilustrasi
Literasi Ilustrasi

SERANG, (KB).- Asosiasi Guru Bahasa Sastra Indonesia (AGBSI) Provinsi Banten membuat sebuah buku dengan judul "Menulis dan Tantangan Guru di Masa Depan (Persoalan, Gagasan dan Harapan)". Buku tersebut untuk membuktikan guru Bahasa Indonesia harus menjadi pionir dalam gerakan literasi yang sedang menggaung di dunia pendidikan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Guru Bahasa Sastra Indonesia (AGBSI) Banten Neli Fori Karlina, di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Banten, Sabtu (6/4/2019).

"Kami membuat buku tersebut bersama guru-guru bahasa Indonesia di Provinsi Banten yang tergabung dalam AGBSI. Awalnya kami mengikuti pelatihan esai selama 3 minggu pada Januari lalu, setelah itu apa yang kami tulis dibukukan. Kami juga berterima kasih kepada Rahmat Heldy yang sudah menjadi tutor pada kegiatan menulis esai AGBSI," kata Neni kepada Kabar Banten.

Ia meminta, guru bahasa Indonesia menjadi panutan atau penggiat literasi yang bisa memotivasi siswa untuk bisa menghasilkan sebuah berkarya, daripada dengan berbicara.

"Harus bisa menjadi pionir untuk gerakan literasi. Jangan sampai menjadi guru bahasa Indonesia hanya bisa berbicara untuk banyak menulis, tetapi gurunya tidak bisa menulis," ujarnya.

Ketua Pelaksana Iluh Wulandari mengatakan, ke depan pihaknya akan membuat satu buku empat penulis cerita pendek (cerpen), terus hingga satu buku satu orang penulis cerpen. Ia berharap guru-guru yang sudah membuat tulisan dalam buku tersebut bisa tetap dan bisa menambah.

"Ada 16 penulis dan itu semua guru-guru bahasa Indonesia yang berasal dari tingkat SMP, MTs dan SMA/SMK di Banten. Buku tersebut bisa bermanfaat dan bisa memotivasi guru-guru lain untuk menulis. Dan ini bisa berkelanjutan tidak hanya berhenti sampai di buku pertama, harus ada buku kedua dan seterusnya," ucapnya.

Tutor pada kegiatan Menulis Esai AGBSI Banten Rahmat Heldy berharap, menulis tidak hanya sampai di buku pertama, namun ada buku-buku selanjutnya yang diterbitkan. Sehingga membuat rekan-rekan memiliki jiwa semangat menulis yang tinggi, penulisan tidak hanya pada esai saja tapi juga cerpen dan novel.

"Semangat penulis esai perlu diperjuangkan demi mengejar ketertinggalan di bidang menulis, dan menjadi guru yang siap menghadapi revolusi industri 4.0," tuturnya. (DE)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah