Network
KABAR BANTEN - Tim mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera) menjadi juara satu pada lomba debat tingkat nasional bertema "Begawi Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Nusantara (Gembira)" yang diselenggarakan Universitas Negeri Lampung (Unila), Ahad 18 Oktober 2020.
"Alhamdulillah tim mahasiswa Unsera meraih juara satu pada lomba bidikmisi di tingkat nasional, yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Lampung," ujar Direktur Program Pendidikan Vokasi (Unsera) Suhartini, di Unsera, Senin 19 Oktober 2020.
Ia mengatakan, pihaknya bersyukur dan sangat bangga kepada tim mahasiswa yang terdiri dari Handy Gibran Pratama, Nova Ramadhani, dan Ilham Muhyidin dari Program Pendidikan Vokasi Unsera yang menjadi wakil Unsera dalam lomba debat tingkat nasional karena telah memberikan yang terbaik, meskipun di tengah pandemi Covid-19 tetap dapat melakukan aktivitas dan meraih prestasi.
"Tentu saja menjadi sebuah kebanggaan dan rasa syukur untuk kami kepada 3 mahasiswa yang terdiri atas Handy Gibran Pratama, Nova Ramadhani, dan Ilham Muhyidin bisa memberikan yang terbaik ditengah pandemi Covid-19," ujar Suhartini.
Baca Juga : Unsera Luncurkan Air Mineral Kemasan
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Liza Diniarizky Putri menuturkan, itu menjadi bukti nyata, bahwa mahasiswa Program Pendidikan Vokasi Unsera mampu bersaing di tingkat nasional. Pihaknya berharap, ke depan banyak prestasi-prestasi yang lahir dari mahasiswa Unsera dan tidak hanya berhenti sampai di sini, tetapi akan terus berprestasi.
"Di masa Covid-19 menjadi bukti nyata mahasiswa Unsera dari Program Pendidikan Vokasi bisa meraih prestasi di tingkat nasional dalam lomba debat yang diikuti 32 tim. Saya harap ke depannya akan banyak lagi prestasi yang akan ditoreh," ucapnya.
Ketua Tim Handy Gibran Pratama mengatakan, pihaknya memberikan dua sudut pandang pro dan kontra dalam sudut pandang pro lebih banyak mengangkat isu tentang urgensi dan hukum positif sebagai asas legalitas dari publikasi data pasien Covid-19. Selain itu, untuk argumen kontra mengangkat isu keamanan data, stigmatisasi, dan masalah kesiapan infrastruktur kesehatan.
"Dua sudut pandang tersebut sangat menarik, seperti isu tentang urgensi dan hukum positif sebagai asas legalitas dari publikasi data pasien Covid-19. Selain itu, untuk argumen kontra kami mengangkat isu keamanan data, stigmatisasi, dan masalah kesiapan infrastruktur kesehatan," tuturnya.***
