Terapkan Protokol Kesehatan Ketat, Sekolah Khusus Mathla’ul Anwar Tetap Belajar Tatap Muka

- 25 Oktober 2020, 12:05 WIB
tutwuryhandyani
tutwuryhandyani /

KABAR BANTEN - Sekolah Khusus (SKh) Mathlaul Anwar tetap menerapkan belajar tatap muka di sekolah meski pada masa pandemi. Namun, hal itu dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Hal itu dilakukan karena banyak orangtua mengeluhkan kendala belajar melalui dalam jaringan (daring). Metode belajar tatap muka juga sudah mendapat izin dari orangtua murid melalui surat pernyataan," ujar Kepala Sekolah Khusus Mathla’ul Anwar, Lukman Hakim, saat ditemui di Sekolah Khusus Mathlaul Anwar, Jumat 23 Oktober 2020.

“Ada beberapa metode yang kami terapkan, seperti kunjungan ke rumah, namun kami juga menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah. Itu kami lakukan, karena banyak orangtua yang mengeluhkan pembelajaran daring. Selama belajar di sekolah, kami juga terapkan protokol kesehatan yang cukup ketat,” katanya kepada Kabar Banten.

Baca Juga : Hari Ini! Shopee Gajian Sale Hadirkan Gratis Ongkir, Cashback 100 Persen, dan Flash Sale 60RB!

Ia menuturkan, belajar tatap muka sebelumnya sempat dihentikan, karena PSBB, namun orangtua murid menginginkan tetap belajar di sekolah, karena kendala sarana, sehingga pihak sekolah melakukan rapat bersama wali murid membuat surat pernyataan anak belajar di sekolah, dengan protokol kesehatan yang ketat serta waktu belajar juga dibatasi dan dilaksanakan selama tiga hari.

Baca Juga : Baksos Penyuluh KB 2020, Ini Yang Diharapkan Kepala Perwakilan BKKBN Banten

“Kami sempat melaksanakan kegiatan belajar tatap muka, namun adanya PSBB di Pandeglang, jadi kegiatan belajar kembali dilaksanakan di rumah. Namun, banyak orangtua yang menginginkan belajar dilakukan tatap muka, sehingga kami melakukan rapat dan membuat surat pernyataan anak belajar di sekolah dengan persyaratan protokol kesehatan yang ketat, waktu belajar juga dibatasi serta dilaksanakan selama tiga hari,” ujar Lukman.

Ia mengatakan, peserta didik di Sekolah Khusus Mathla’ul Anwar hanya 65 orang, terdiri atas jenjang SD, SMP, dan SMA, namun yang aktif bersekolah sekitar 50.

“Peserta didik kami itu ada 65 orang, terdiri dari SD, SMP, dan SMA, namun yang aktif sekolah sekitar 50. Kami juga menyosialisasikan kepada mereka kalau saat ini tidak bersalaman, kemudian melakukan cuci tangan, mereka senang malah main air sama sabun, menggunakan masker, serta cek suhu tubuh,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x