Dinkes Kota Tangerang Catat 4.414 Penderita TBC Sepanjang 2021, Ini Upaya Penanggulangannya

24 Maret 2022, 22:05 WIB
Hari Tuberculosis (TBC) Sedunia, Kota Tangerang berhasil meraih lima kemenangan dalam dua kategori perlombaan yang digelar Kementerian Kesehatan dan Yayasan KNCV Indonesia yang diumumkan secara virtual, Kamis 24 Maret 2022. /Tangkapan layar zoom Kementerian Kesehatan

 

KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Tangerang mencatat pada 2020, ditemukan sebanyak 3.908 kasus Tuberculosis (TBC) dan 78 diantaranya atau 2,2 persen meninggal dunia.

Sedangkan pada 2021 Dinkes Kota Tangerang mencatat sebanyak 4.414 kasus TBC dan 35 diantaranya atau 0,8 persen meninggal dunia. Jika dibandingankan dengan Covid-19, tingkat kematian penyakit TBC dinyatakan hampir sama.

“Dua tahun lebih dilanda Pandemi Covid-19, tak dipungkiri membuat perhatian pada penyakit lain selain Covid-19 cukup berkurang. Salah satunya penyakit TBC paru ini, dengan itu lewat momen Hari TBC se-Dunia yang jatuh pada 24 Maret ini, ayo kembali mengingatkan bahwa penyakit TBC juga sama berbahayanya dengan Covid-19,” ungkap dr Dini Anggraeni, Kepala Dinkes Kota Tangerang, Kamis 24 Maret 2022.

Ia menjelaskan, hingga saat ini sederet penanggulangan kasus TBC di Kota Tangerang telah dilakoni. Mulai dari, pelayanan TBC resisten obat di Kota Tangerang, kolaborasi TB HIV dan TB DM.

Kemudian, investigasi kontak dengan peran aktif kader TBC, pembentukan 1000 kader khusus TBC, standarisasi ISTC bagi tenaga medis hingga pemanfaatan digital health untuk skrining TBC.

Sedangkan untuk fasilitas pelayanan TBC di Kota Tangerang, diantaranya kata dr Dini telah ada sembilan Laboratorium rujukan tes cepat molekuler (TCM), 38 Puskesmas yang telah menerapkan DOTS.

Lalu, 32 RS yang menetapkan strategi DOTS, 69 klinik swasta BPJS diantaranya 48 klinik ber-MOU pelayanan TBC hingga adanya satu RS rujukan TBC kebal obat dan 13 puskesmas satelit untuk layanan TBC kebal obat.

“Namun, penanggulangan dan pelayanan ini harus diiringi dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan pada dirinya. Tidak ragu berobat ke puskesmas jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, untuk mengikuti tes lebih lanjut," ujarnya.

"Sehingga, deteksi dini tak hanya dilakukan Petugas Kesehatan skrining lapangan, namun kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri,” lanjut dr Dini Anggraeni.

Ia menuturkan, masyarakat tak perlu takut atau ragu untuk berobat TBC di puskesmas Kota Tangerang.

Pasalnya, selain fasilitas dan tenaga kesehatan yang sudah berstandar penanganan TBC, untuk seluruh pelayanan dan obat-obatan TBC hingga dinyatakan sembuh dipastikan gratis untuk masyarakat Kota Tangerang.

“Pada dasarnya, TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan jika diobati dengan benar. Oleh karena itu, semakin cepat TBC terdeteksi semakin besar potensinya untuk sembuh," ujarnya.

"Ketika sudah didiagnosis menderita TBC, pasien harus mengikuti prosedur pengobatan yang membutuhkan waktu yang cukup lama minimal enam bulan, dengan minum obat yang teratur tanpa putus,” sambung dr Dini Anggraeni.

Raih Lima Kemenangan

Sementara itu pada peringatan Hari Tuberculosis Sedunia (HTBS), Kota Tangerang berhasil meraih lima kemenangan dalam dua kategori perlombaan, yang digelar Kementrian Kesehatan dan Yayasan KNCV Indonesia yang diumumkan secara virtual, kemarin.

Diketahui, lima kemenangan dalam HTBS Nasional yang diraih Kota Tangerang ialah tiga kemenangan dalam kategori Puskesmas dengan Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT terbaik, yaitu Puskesmas Cibodasari Juara I, Puskesmas Tanah Tinggi Juara III, dan Puskesmas Neglasari dengan Juara Harapan III.

Sedangkan dua kemenangan lainnya ialah Kader ASMARA TBC dengan kategori Pelaksanaan Investigasi Kontak TBC Terbaik, yaitu Iis Kader Puskesmas Neglasari Juara III dan Metta Chaaerunissa Kader Puskesmas Tanah Tinggi Juara Harapan II.

"Selamat untuk semua pemenang. Para penanggungjawab program TBC di Puskesmas dan jajaran Dinkes. Saya mewakili Pemkot Tangerang menuturkan terimakasih, atas kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlasnya dalam penangan kasus TBC di Kota Tangerang," ujar dr Dini Anggraeni.

Ia mengatakan, ini menjadi deretan panjang atas prestasi Kota Tangerang dalam penanganan kasus TBC di Indonesia, khususnya Kota Tangerang. Ini menjadi bukti nyata, atau pengakuan secara Nasional, bahwa Kota Tangerang tak pernah main-main dalam menggelontorkan program penanganan TBC.

"Ini menjadi penyakit yang cukup konsen ditangani Kota Tangerang. Pasalnya, angka kematiannya juga cukup tinggi. Dengan itu, harapannya dengan prestasi ini dapat terus meningkatkan dedikasi terhadap penanganan kasus TBC di Kota Tangerang, hingga kota ini nantinya bebas kasus TBC," harap dr Dini Anggraeni.

Sebagai informasi, fasilitas pelayanan TBC di Kota Tangerang, diantaranya kata dr Dini telah ada sembilan Laboratorium rujukan tes cepat molekuler (TCM), 38 Puskesmas yang telah menerapkan DOTS, 32 RS yang menetapkan strategi DOTS, 48 klinik swasta ber-MOU pelayanan TBC hingga adanya satu RS rujukan dan 13 puskesmas satelit untuk layanan TBC kebal obat.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler