Sejarah dan Asal Usul Kota Serang Banten Tempo Dulu

10 Agustus 2023, 16:23 WIB
Sejarah dan Asal Usul Kota Serang Banten Tempo Dulu /Tangkapan layar YouTube /Borin Vlog

KABAR BANTEN - Sejarah Serang, tak lepas dari daerah sentral pertanian. Pada jaman dahulu, di Serang wilayah persawahan membentang di mana-mana. Namun sekarang kondisinya sudah berubah.

 

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Borin Vlog, inilah ulasan mengenai sejarah dan juga asal usul Kota Serang.

Baca Juga: Rektor Terpilih Fatah Sulaiman Ajak Sivitas Akademika Gotong Royong Wujudkan Visi di Tingkat Global

Kota Serang yang ada di Provinsi Banten, merupakan ibukota Provinsi Banten. Letaknya di sebelah utara Provinsi Banten.

Semula kota ini merupakan bagian Wilayah Kabupaten Serang. Kemudian pada 2 November 2007, ditetapkan sebagai Kota otonom.

Meski sebagai Kota otonom relatif masih muda, namun cikal bakal Kota Serang punya sejarah yang cukup panjang.

Wilayah Kota Serang mencakup Serang, Cipocok Jaya, Curug, Kasemen, Taktakan, dan Walantaka. Kota Serang dilintasi jalan tol Jakarta Merak.

Lantas dari mana asal usul nama Serang. Nama Kota Serang diduga berasal dari ucapan seorang pangeran di masa lalu.

Suatu ketika Pangeran Syarif Hidayatullah melakukan dakwah dan penyebaran agama Islam di wilayah Pajajaran, kini Jawa Barat.

Dalam perjalanan dia melewati suatu daerah persawahan di Banten, spontan Dia berkata "Serang!", sambil menatap kagum hamparan padi menguning di depannya.

 

Ketika itu penduduk Banten sudah mengenal agama Islam dari pedagang Arab dan Gujarat yang berlabuh di pelabuhan Banten.

Adipati Banten menyambut baik kedatangan Syarif Hidayatullah. Dia tidak menghalangi Syarif Hidayatullah menyebarkan agama Islam di daerah kekuasaannya, bahkan menikahkan Syarif Hidayatullah dengan putrinya Ratu Kawunganten.

Mereka kemudian dikaruniai dua orang anak yaitu Ratu Winaon dan Pangeran Sabakingking.

Pangeran Sabakingking kemudian dikenal sebagai Maulana Hasanuddin, Sultan Banten yang pertama.

Baca Juga: Akui Masih Banyak PR, Pemkot Klaim Target Pembangunan Tercapai

Daerah persawahan tempat Syarif Hidayatullah pertama kali menginjakkan kaki di Banten, kemudian dikenal dengan nama Serang yang berarti sawah.

Itulah asal-usul nama kota Serang yang kini menjadi ibukota Provinsi Banten. Adapun cikal bakal Kota Serang sebetulnya tidak dipisahkan dari sejarah Banten pada umumnya.

Karena kota yang semula merupakan Kabupaten Serang ini, dulunya adalah bagian dari Wilayah Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16 dengan pusat pemerintahannya terletak di Serang. Sekarang menjadi bagian wilayah Kota Serang.

Dan sebelum abad ke-16 berita-berita tentang Banten tidak banyak tercatat dalam sejarah. Pada mulanya Banten masih merupakan bagian dari kekuasaan kerajaan Sunda.

 

Menurut salah satu versi sejarah, dahulu ketika tanah sunda masih dalam kekuasaan Kerajaan Pajajaran, zaman Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi antara 1482 hingga 1521 Masehi.

Di Banten sudah terdapat dua kerajaan, yaitu Kerajaan Banten Girang dan Kerajaan Banten Pesisir.

Kerajaan Banten Girang dipimpin oleh Adipati Suranggana dan Banten Pesisir dipimpin oleh Adipati Surosowan.

Keduanya konon adalah putra Prabu Siliwangi, buah perkawinannya dengan Dewi Mayang Sunda.

Baca Juga: Dinilai Stagnan, Tokoh Pendiri Soroti Pembangunan Kota Serang

Adipati Surosowan mempunyai seorang putri bernama Kawunganten yang kemudian diperistri oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dari Cirebon.

Dari pasangan ini terlahir seorang anak laki-laki bernama Sabakingking sebagai Putra Sunan Gunung Jati, Sabakingking mewarisi kepandaian ilmu agama Islam dan ahli dalam memerintah sebuah kerajaan.

Maka setelah berhasil menaklukkan Banten Girang pada 1525 dan mempersatukannya dengan Banten pesisir, Sabakingking mendirikan kesultanan Islam di Banten yang pertama.

Atas prakarsa Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pusat pemerintahan yang semula bertempat di Banten Girang dipindahkan ke Banten Pesisir.

 

Penobatan Sabakingking dengan gelar Maulana Hasanuddin sebagai pemimpin yang mengislamkan Banten dilakukan pada 1 muharram 933 Hijriyah, yang bertepatan dengan 8 Oktober 1526 Masehi.

Pada masa Sultan Hasanuddin telah dibangun sebuah Keraton sebagai Istana Kesultanan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus merupakan pusat kota yaitu Keraton Surosowan.

Keraton Surosowan ini dibangun sekitar tahun 1552 hingga 1570 Masehi, dan konon di kemudian hari melibatkan seorang arsitek berkebangsaan Belanda yaitu Henry Lukas Cardel.

Kemudian Henry Lukas Cardel memeluk agama Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna.

Surosowan memiliki dinding pembatas setinggi 2 meter mengitari area Keraton Surosowan, sekitar kurang lebih 3 hektar.

Keraton Surosowan mirip sebuah benteng Belanda yang kokoh dengan Bastian atau sudut benteng yang berbentuk intan, di empat sudut bangunannya.

Bangunan di dalam dinding keraton sekarang tidak ada lagi yang utuh. Hanya menyisakan reruntuhan dinding dan pondasi kamar-kamar bendera persegi empat yang jumlahnya puluhan.

Keraton Surosowan ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara timur dan selatan.

Namun pintu selatan telah ditutup dengan tembok, tidak diketahui apa sebabnya. Pada bagian tengah keraton, terdapat sebuah bangunan kolam berisi air berwarna hijau yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut.

 

Di Keraton ini juga banyak ruang di dalam yang berhubungan dengan air atau tempat pemandian, petirtaan.

Petirtaan salah satu yang terkenal adalah bekas kolam taman bernama Balekambang Rara Denok, ada pula pancuran untuk pemandian yang biasa disebut pancuran emas kolam Rara Denok, yang berbentuk persegi empat dengan panjang 30 meter dan lebar 13 meter serta kedalaman kolam 4,5 meter.

Ada dua sumber air di Surosowan yaitu sumur dan danau Tasikardi yang terletak sekitar 2 km dari Surosowan.

Pada saat itu strategi Sultan Hasanuddin dan Sultan Banten lainnya di kemudian hari dalam mengembangkan ajaran Islam adalah dengan cara-cara yang sesuai dengan adat budaya masyarakat Banten.

Salah satunya yaitu adu kekuatan dan penampilan ketangkasan yang dikemas dalam wujud permainan debus.

Dengan demikian, sedikit demi sedikit masyarakat Banten menyadari dan tertarik untuk mengikuti syariat Islam.

Setelah Sultan Hasanuddin wafat pada 1570 tampuk pemerintahan diteruskan oleh putranya, yaitu Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten yang kedua.

Masa kepemimpinan Maulana Yusuf antara 1570 hingga 1580 dan selanjutnya digantikan oleh raja atau sultan ketiga, keempat dan seterusnya.

Sampai yang terakhir Sultan ke-21 yaitu Sultan Muhammad Rafiuddin yang memerintah pada tahun 1809 hingga 1816 Masehi.

 

Pada zaman kesultanan ini banyak terjadi peristiwa penting terutama pada akhir abad ke-16 tepatnya Juni 1596, saat orang-orang Belanda datang untuk pertama kalinya mendarat di pelabuhan Banten di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.

Dengan maksud untuk berdagang, namun sikap yang kasar dari bangsa Belanda tidak menarik simpati pemerintah dan rakyat Banten, sehingga sering terjadi perselisihan diantara orang-orang Banten dengan orang-orang Belanda.

Adapun pusat pemerintahan Serang di Keraton Kaibon mengalami beberapa kali penghancuran akibat peperangan.

Penghancuran Keraton oleh kompeni Belanda kala itu juga dilakukan terhadap pusat pemerintahan Keraton Surosowan dan proses penghancuran berlangsung sampai dengan puluhan tahun.

Dan sisa reruntuhan keraton yang masih bisa dipakai, konon kemudian dibawa ke Serang untuk membangun gedung-gedung Belanda, dan diantaranya yang kini menjadi pendopo Gubernur Banten dan pendopo Kota Serang.

Sebagaimana diketahui hari jadi Kota Serang ditetapkan tanggal 8 Oktober 1526 Masehi, yang merujuk pada pengangkatan Maulana Hasanuddin sebagai Sultan Banten pertama pada 1 Muharram 933 Hijriyah.

Peresmian ulang tahun Serang itu berdasarkan peraturan daerah nomor 17 tahun 1985 yang ditetapkan pada 6 Agustus 1985 dan diundangkan dalam lembaran daerah sejak 20 Agustus 1985.

Baca Juga: Optimalkan Pengelolaan Zakat, Baznas Banten Evaluasi RKAT 2023 dan Susun Renja 2024

Itulah sejarah terkait dengan Kota Serang dan juga terkait dengan Kesultanan Banten yang ternyata berdiri di Wilayah Kota Serang ataupun Kabupaten Serang.***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Youtube Borin Vlog

Tags

Terkini

Terpopuler