Satu Warga Kecamatan Cikande Kabupaten Serang Meninggal Akibat Leptospirosis

17 Januari 2024, 10:02 WIB
Petugas Dinas Kesehatan saat melakukan pemeriksaan terhadap lokasi di sekitar tempat tinggal pasien leptospirosis yang meninggal dunia di Desa Leuwi Limus Cikande Kabupaten Serang, Selasa 16 Januari 2024. /Dok. Dinkes Kabupaten Serang


KABAR BANTEN - Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang menyebut kasus leptospirosis kembali terjadi di Kabupaten Serang.

Kali ini kasus yang disebabkan bakteri leptospira tersebut terjadi di Desa Leuwi Limus Kecamatan Cikande Kabupaten Serang.

Pasien yang telah diuji laboratorium tersebut positif terjangkit Leptospirosis dan telah meninggal dunia.

Baca Juga: Pembangunan Perpustakaan Daerah di Sindangsari Kabupaten Serang Kembali Diusulkan, Begini Progres Lahannya

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, kemarin pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi atas kasus leptospirosis yang dilaporkan terjadi di Desa Leuwi Limus Kecamatan Cikande.

"Jadi ada laporan kasus yang masuk di Desember kemarin dan pasien meninggal dunia. Kita baru sempat penyelidikan epidemiologi hari ini, kalau puskesmas sudah kemarin," ujarnya kepada Kabar Banten, Selasa 16 Januari 2024.

Ia mengatakan, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui urine tikus. Bakteri tersebut biasanya menginfeksi tikus kemudian dikeluarkan melalui air kencing dan mencemari air.

"Airnya kontak dengan manusia, apakah kontak dengan kulit terbuka, mata, mulut, tangan dan kemakan itu bisa menular ke manusia," ucapnya.

Gejala penyakit tersebut demam tinggi diatas 38 derajat Celcius, mual muntah, disertai gangguan buang air kecil, yang paling khas adalah kulit berwarna kuning seperti gangguan hati, kemudian di mata pun kuning. Bahkan terkadang ada pembesaran hati sehingga mirip penyakit kuning.

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban di Cikande ada kontak dengan air kotor di lingkungannya. Namun berdasarkan riwayatnya, bukan hanya leptospira tapi korban memiliki penyakit jantung atau ada komorbid.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang di Banten Pindah TPS, Ini Sederet Alasannya

"Jadi tadi dilihat lingkungan nya kotor banyak genangan air, got, tadi juga dicari vektornya makanya dipasang perangkap tikus di beberapa rumah di sekitarnya nanti kalau sudah ketemu tikusnya dibedah dilihat apakah tikus ada bakteri leptospiranya," ucapnya.

Sedangkan untuk pasien telah dicek laboratorium dan hasilnya positif leptospirosis. Selain itu diambil air yang tergenang di lingkungan, kemudian dicek ada tidak bakteri leptospira di air kotro tersebut yang dikhawatirkan jadi sarang tikus.

Berdasarkan informasi pula pasien kerja di Tangerang. Sehingga dari riwayat pekerjaan tidak terlalu terkait dengan penyakit leptospirosis.

Kemungkinan bisa juga akibat hobi.

Sebab ada beberapa kasus yang terjadi leptospirosis ditularkan akibat hobi memancing.

"Kan gak ngira, kita korek lebih dalam ternyata dia hobi mancing, bisa jadi kolam tercemar urin tikus," ucapnya.

Menurut dia setiap tahun kasus leptospirosis ditemukan di Kabupaten Serang. Pada tahun 2023 saja ada enam kasus dan dua kasus diantaranya meninggal dunia.

Sehingga angka kematian dari leptospirosis sangat tinggi mencapai 33,3 persen.

"Enam kasus itu paling banyak Cikande empat kasus, satu kasus Ciruas, satu kasus di Kramat. Jadi Cikande harus lebih gencar penyuluhan leptospira. Tadi turun dengan kepala puskesmas, bidan desa, pengelola program berbasis binatang termasuk sekdes, RT RW, semua turun biar tahu paham kondisi kesehatan. Tadi didampingi kementrian kesehatan terkait," katanya.

Untuk mengantisipasi leptospirosis, dirinya meminta agar dilakukan penyuluhan kepada masyarakat terkait bahaya leptospirosis.

Sebab masih banyak masyarakat yang belum familiar.

Kemudian bagaimana membasmi tikus yang ada di sekitar rumah.

Sebab berbahaya bukan hanya rusak atau makanan tapi urinnya bisa akibatkan penyakit.

Selain itu dia meminta agar masyarakat menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya, membasmi tikus, dengan pasang perangkap tikus, racun tikus yang tidak cemari lingkungan.

Kemudian jangan menyimpan sisa makanan atau membiarkan makanan terbuka di rumah yang bisa jadi penarik untuk tikus, serta disarankan memelihara kucing.

Selain itu dirinya juga menyarankan agar menggunakan APD saat bekerja di tempat yang ada genangan air yang berpotensi tercemar urin tikus. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler