Wisata Alternatif Belum Bisa Bantu Urai Kemacetan di Jalur Anyer Cinangka

19 April 2024, 10:00 WIB
Pengunjung destinasi wisata Bumi Tirtayasa mulai jadi buruan wisatawan saat libur lebaran. /Dok. Disporapar Kabupaten Serang/Kabar Banten


KABAR BANTEN - Setidaknya ada 187 destinasi wisata di Kabupaten Serang yang tersebar di sejumlah kecamatan.

Namun demikian dari jumlah itu, kawasan wisata Pantai Anyer Cinangka di Kabupaten masih jadi primadona dan tujuan utama wisatawan.

Akibatnya jalur wisata Pantai Anyer Cinangka Kabupaten Serang selalu padat dan macet setiap tahun ketika momentum lebaran atau tahun baru.

Baca Juga: Kemacetan di Jalur Wisata Anyer Cinangka Serang Sulit Diatasi, Begini Penjelasan Disporapar

Sedangkan keberadaan wisata alternatif selain Pantai Anyer Cinangka disebut masih belum optimal menyerap wisatawan yang datang ke Kabupaten Serang.

Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwisatya Prasadya mengatakan, total pengunjung yang datang ke Kabupaten Serang pada momen lebaran Idulfitri mencapai 610 ribu orang.

Selain Pantai Anyer Cinangka sebenarnya ada beberapa destinasi wisata alternatif di Kabupaten Serang yang juga mulai jadi tujuan wisatawan.

Diantaranya ada Curug Cigumawang, Mata Air Cipalias, Bukit Waruwangi dan lainnya.

Berdasarkan data Disporapar Kabupaten Serang data pengunjung yang masuk desa wisata pada 10-14 April 2024 Kacida Cibuntu Padarincang 330 orang, Kubang Baros 100 orang, Curug Goong 175 orang, Pulau Tunda 265 orang, Bumi Tirtayasa 2.369 orang, Sukabares Nyimas Carik 4.500 orang, Tambang Ayam (sambolo) 6.500 orang.

"Cuma kemarin itu memang belum optimal untuk destinasi wisata alternatif itu karena dari sisi promosi masih kurang dan manajemennya masih harus dibenahi," ujarnya kepada Kabar Banten saat ditemui di kantornya, Kamis 18 April 2024.

Kemudian ada juga Desa Wisata Kacida Cibuntu yang saat libur lebaran tidak optimal menerima pengunjung karena sedang rehab.

Malahan kata dia desa wisata yang ramai kunjungan yakni Bumi Tirtayasa padahal lokasinya jauh dari Anyer Cinangka.

"Ramai karena tidak ada kompetitor, disana fasilitas kolam renang, bebek-bebekan sama kafe dan karaoke itu lumayan jumlah kunjungannya. Kalau karcis 400 yang keluar tapi kata pengelola itu baru bapak ibunya, anaknya belum terhitung, kalau dikali tiga saja sudah seribu orang masuk," ucapnya.

Selain itu ada juga pengunjung wisata religi Nyimas Carik di Sukabares Kecamatan Waringinkurung.

Menurut dia ketika ada kemacetan di jalur Pantai Anyer Cinangka, ada beberapa wisatawan yang memilih masuk ke destinasi wisata alternatif.

Baca Juga: Dishub Kabupaten Serang Perbaiki Ratusan PJU Jalur Mudik dan Wisata Pantai Anyer Cinangka

"Ada yang ke Padarincang di Curug Cigumawang, Curug Cikotak, Mata air Cipalias, hingga di Mancak ke D'mangku dan Istana cadas," ucapnya.

Menurut dia kemacetan yang terjadi di jalur Anyer Cinangka salah satunya disebabkan oleh jumlah jalan yang tidak bertambah baik jalan nasional maupun provinsi.

Oleh karena itu ia berharap jalan nasional kedepan bisa diperlebar untuk mengurai kemacetan.

"Dengan makin lebar jalan mudah-mudahan aktivitas ekonomi akan semakin menggeliat, dengan lancar transportasi kesana mudahan tumbuh bisnis ekonomi baru kaya toserba. Karena Dengan ada pusat UMKM, toserba mudah-mudahan Anyer tidak hanya weekend tapi juga weekday ramai, sekarang image masih macet kami harap ada pelebaran jalan dari pusat atau provinsi yang fasilitasi," tuturnya.

Disinggung soal wisata alternatif lain yang dulu sempat booming seperti Wulandira, Batu Kuwung hingga Gunung Pinang, Anas mengatakan, untuk saat ini Wulandira sudah tidak aktif.

Sementara untuk Gunung Pinang masih aktif hanya sarana prasarananya sudah usang sehingga kurang menarik dan perlu pembenahan lagi.

Sedangkan Batu Kuwung masih ramai dikunjungi.

Kedepan ia berharap jalan menuju wisata Pantai Anyer Cinangka dilebarkan.

Sebab ada beberapa jalur alternatif seperti dari JPS, Mancak dan Palka yang semua tertuju ke jalur nasional Anyer Cinangka.

Apabila jalur nasional tersebut tidak dilebarkan maka kemacetan akan terus terjadi setiap tahun.

"Kan kasihan yang terdampak juga masyarakat sekitar. Kalau pedagang mungkin diuntungkan karena bisa jual Aqua, mie, dan lainnya. Tapi masyarakat yang butuh pertolongan harus ke rumah sakit jadi terkendala," ucapnya.

Anas juga telah berkoordinasi dengan pengelola Desa Wisata Kacida Cibuntu agar kedepan bisa lebih banyak menyerap wisatawan dari jalur Palka.

Fasilitas di Kacida Cibuntu akan ditambah seperti ada kolam renang anak-anak.

"Tahun ini akan dibangun kolam renang anak, disana juga ada papalidan. Jadi sarana penunjang bermain anak yang berkunjung kesana. Karena kalau tanpa itu orang bosen, gak ada permainan anak-anak, kalau pariwisata bawa keluarga anak harus senang orang tua harus senang, jangan hanya orang tua senang anak bosan," ujarnya.

Selain itu kedepan pihaknya akan berupaya meningkatkan destinasi agar lebih menarik termasuk kolaborasi dengan pengelola wisata lain seperti D'mangku, Bukit Waruwangi. Kemudian juga diharapkan wisata alternatif itu melakukan promosi yang lebih hebat lagi.

"Iya harapan saya gitu promosi biar lebih gencar minimal melalui media sosial," ucapnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler