KABAR BANTEN - Badan Pusat Statistik (BPS) Banten merilis jumlah penduduk miskin Banten periode Maret 2020-September bertambah 81,65 ribu, dari 775,99 ribu orang pada Maret 2020 menjadi 857,64 ribu orang pada September 2020.
Kemiskinan tersebut disumbangkan komoditi makanan dan non makanan. Dua komoditi makanan yang jadi penyumbang terbesar kemiskinan adalah rokok dan kopi.
Kepala BPS Banten Adhi Wiriana mengatakan, Peningkatan penduduk miskin periode Maret 2020-September 2020 paling banyak terjadi di wilayah perkotaan sebanyak 67,31 orang, atau dari 472,84 menjadi 540,15 ribu orang.
Baca Juga: Kemiskinan di Banten Kembali Naik di Atas Rata-rata Nasional, BPS Menyebut Karena Faktor Ini
Sedangkan kenaikan di daerah perdesaan pada periode yang sama sebanyak 14,35 ribu orang, atau dari 303,14 ribu menjadi 317,49 ribu orang.
“Kelihatan bahwa antara penduduk desa dan kota, yang paling terdampak (Covid-19) di Banten ini adalah penduduk miskin di perkotaan,” katanya, Senin 15 Februari 2021.
Pada wilayah perkotaan, kata dia, komoditi makanan yang memberi pengaruh besar pada kenaikan garis kemiskinan September 2020 yaitu rokok kretek filter sebesar 18,13 persen.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, BPS: Angka Kemiskinan di Kota Tangsel Terendah se-Banten dan ke-4 Nasional
Sedangkan di perdesaan adalah beras sebesar 22,09. Komodit makanan lainnya penyumbang garis kemiskinan di perkotaan adalah beras sebesar 12,63 persen, susu bubuk 3,77 persen, telur ayam ras sebsar 3,32 persen, dan daging ayam ras sebesar 2,58 persen.
“Sedangkan di daerah perdesaan, empat komoditi makanan penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan secara berturut-turut adalah rokok kretek fiter (15,54 persen), telur ayam ras (3,93 persen), kopi bubuk dan kopi instan sachet (3,43 persen), serta daging ayam ras sebesar 3,10 persen,” ucapnya.