Network
KABAR BANTEN - Ratusan tenaga medis yang bekerja pada RSUD Kota Cilegon mengeluhkan dana jasa pelayanan (Jaspel) selama 7 bulan belum dibayarkan.
Akibatnya para tenaga medis tersebut saat ini hanya bisa pasrah. Sumber di RSUD Kota Cilegon mengatakan, untuk pembayaran dana Jaspel perbulan ada sekitar Rp1,5 miliar.
“Nggak tau kami harus berbuat apa, menunggu insentif Jaspel yang belum dibayar, kadang kami tutup sana dan tutup sini. Per bulan sekitar Rp1,5 miliar, jadi kalau ditotal selama 7 bulan, ada sekitar Rp10 miliar,” kata salah satu tenaga medis RSUD Kota Cilegon yang meminta namanya dirahasiakan, Rabu 3 Maret 2021.
Baca Juga: Tepat Satu Tahun Covid-19 Menyerang Indonesia, 10 Juta Vaksin Kembali Tiba di Bandara Soetta
Kabag Umum dan Kepegawaian pada RSUD Kota Cilegon Faruk Oktavian membenarkan adanya permasalahan tersebut.
Menurutnya, hal itu terjadi karena perubahan dari pusat sistem keuangan daerah maka OPD belum bisa mencairkan uang karena belum ada DPA. DPA tersebut harus melalui peraturan wali kota (Perwal).
“Mudah mudahan wali kota baru segera membuat Perwal dan DPA untuk segera terbit agar RSUD Kota Cilegon bisa bisa mencairkan uang jasa pelayanan tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Meski Jadi Wali Kota Cilegon, Ini Kebiasaan Helldy Agustian Yang tak Bisa Ditinggalkan
Dengan sistem yang ada pihaknya mengaku kesulitan dalam mengadopsi dan pelaksanaan kegiatan.
“Nggak tau dengan sistem yang baru ini, semuanya jadi terkendala. Bahkan kami mendapat info, beberapa OPD juga belum ada kegiatan karena terkendala sistem perencanaan pengganti Simral tersebut,” tuturnya.***
