Banyak Area 'Blank Spot', Belajar Virtual di Kabupaten Lebak Terganggu

- 21 Maret 2021, 22:18 WIB
Gerakan Mahasiswa Sastra (Gemasa) Universitas Mathla'ul Anwar Malingping, Fino Badut, Santri Mendunia Banten dan Miruna Chandy, membantu anak-anak di pelosok Kabupaten Lebak dalam pembelajaran tatap muka. Anak-anak di pelosok tersebut dalam proses belajar virtual, mengalami kendala internet karena banyak titik 'blank spot'.
Gerakan Mahasiswa Sastra (Gemasa) Universitas Mathla'ul Anwar Malingping, Fino Badut, Santri Mendunia Banten dan Miruna Chandy, membantu anak-anak di pelosok Kabupaten Lebak dalam pembelajaran tatap muka. Anak-anak di pelosok tersebut dalam proses belajar virtual, mengalami kendala internet karena banyak titik 'blank spot'. /Dokumen Gemasa Universitas Mathla'ul Anwar

KABAR BANTEN - Pandemi Covid-19, membuat proses pembelajaran di sekolah dilakukan secara virtual atau Belajar Virtual.

Belajar Virtual tersebut membuat anak-anak yang tinggal di pelosok desa di wilayah Kabupaten Lebak tidak mendapatkan pendidikan yang maksimal. Salah satunya terjadi di Kampung Sawah Baru, Desa Cilangkap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.

Pendidikan maksimal tidak dapat diterima secara baik karena masa pandemi Covid-19, proses pembelajaran dilakukan secara virtual (Belajar Virtual) untuk menghindari penularan Covid-19.

"Kegiatan Belajar Virtual di pelosok banyak menuai kendala," ujar Ketua Gerakan Mahasiswa Sastra (Gemasa) Universitas Mathla'ul Anwar, Agus Jubaedi kepada KabarBanten.com, Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Dindikbud Kota Serang Tunggu Izin Gubernur Banten, Terkait Sekolah Tatap Muka

Menurut dia, di masa pandemi Covid-19, banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan dengan maksimal. Disebabkan proses pembelajaran dilakukan secara virtual.

"Belajar Virtual banyak menuai kendala bagi anak yang tinggal di daerah pelosok karena sulitnya mendapat akses internet atau blank spot. Selain dari fasilitas, sinyal dan lain sebagainya,  ada juga yang putus sekolah karena berbagai problem," katanya.

Melihat realita di daerah pelosok, kata Agus, ia bersama temannya yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sastra tergugah membantu memberikan hal bermanfaat kepada anak-anak. 

"Kami selaku Gerakan Mahasiswa Sastra terketuk untuk mengadakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka namun dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x