Tradisi Ramadan, Qunutan yang tak Pernah Lekang Oleh Waktu

- 26 April 2021, 16:19 WIB
Sejumlah pedagang ketupat yang ada di Pasar Kranggot mulai menjajakan menjelang tradisi Qunutan, Senin (26/4/2021).
Sejumlah pedagang ketupat yang ada di Pasar Kranggot mulai menjajakan menjelang tradisi Qunutan, Senin (26/4/2021). /Himawan Sutanto/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Di pertengahan bulan Ramadan terdapat peristiwa unik dan luar biasa, yakni Nuzulul Qur’an dan malam Lailatul Qadar yang dirahasiakan ketentuannya. Tidak hanya itu, tradisi Qunutan juga menghiasi masyarakat Indonesia khususnya daerah Cilegon.

Mayoritas masyarakat menamai tradisi kupatan dipertengahan bulan Ramadan, tepatnya hari ke lima belas.Sebetulnya yang paling pas adalah Qunutan, karena dalam tradisi tersebut dibarengi dengan ketupat.

Ketua DKM Masjid Nurul Ahyan Kedaleman Cibeber, Ustad Junaedi menyatakan, meski jaman sudah memasuki era digital, tradisi Qunutan masih ada. Pada tradisi ini biasanya masyarakat membuat ketupat. Dari sinilah sebagian masyarakat ada juga yang menyebut qunutan dengan sebutan kupatan.

Baca Juga: Kapan Nuzulul Quran dan Malam Lailatul Qodar, Para Malaikat dan Jibril Turun, Menurut Surat Al Qadar

“Tradisi Qunutan yakni ketupat dibuat bersama opor ayam atau sayur kulit tangkil dan sambel kentang goreng.Masyarakat akan saling berbagi makanan ini pada saat ngeriung di masjid atau mushola pada hari ke-15 malam. Tradisi qunutan dilakukan sebagai tanda bersyukur telah mampu melewati setengah perjalanan di bulan Ramadan,”katanya, Senin 26April 2021.

Dia mengatakan, ketupat-ketupat yang sudah matang dibawa ke masjid menjelang shalat isya dan kemudian dibagikan kembali kepada jemaah setelah shalat tarawih selesai sekaligus doa bersama.

Uniknya, yang dibawa hanya ketupat, tanpa ada sayur atau lauk lainnya.Tradisi kupat itu dikenal “kupat qunutan” karena imam membacakan doa qunut pada rakaat terakhir pelaksanaan shalat witir.

“Qunutan adalah tradisi lama yang masih diwariskan hingga saat ini. Bahkan sejak saya kecil juga sudah ada. Tradisi qunutan masih berlangsung hampir di seluruh wilayah Kota Cilegon. Biasanya, ketupat yang didapat dari masjid tersebut dibawa ke rumah dan dimakan dengan sayur berkuah seperti sayur tangkil atau opor ayam,”tuturnya.***

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x