"Kami mendeteksi pertumbuhan sel-sel awan cumulonimbus. Ditambah lagi barusan cuaca buruk terjadi merata se-Jabodetabek," ujarnya saatdihubungi melalui telepon genggam.
Sayangnya, Tarjono mengatakan jika BMKG belum mengetahui titik pasti kemunculan watter spout.
Baca Juga: Jauhi Pantai! BMKG Serukan Waspada Potensi Tsunami Usai Gempa M 6,1 Guncang Maluku Tengah
Ia pun menegaskan fenomena alam di Perairan Merak tersebut, tidak menandakan jika perairan tersebut daerah rawan watter spout.
"Itu fenomena alam biasa, bukan berarti Perairan Merak menjadi wilayah rawan watter spout," tuturnya.
Menurut Tarjono, kemunculan watter spout tidak akan mengganggu aktifitas pelayaran di Selat Sunda.
Baca Juga: Di Zona Megathrust Sunda, BMKG: Tiga Daerah Ini Lebih Aktif, Waspada Gempa Destruktif dan Tsunami
Meskipun begitu, ia mengimbau agar para nelayan untuk tidak melaut jika kemunculan awan cumulonimbus terlihat di Perairan Merak.
"Ini tidak akan membahayakan lintasan di Selat Sunda. Paling imbauan kami untuk para nelayan, jangan melaut bilamana awan cumulonimbus muncul di atas perairan," ucapnya.***