Angkernya Pulau Jawa, hingga Lahir Perjanjian Sabdo Palon, Kesepakatan Syekh Subakir dan Ki Semar Badrayana

- 9 Desember 2021, 14:56 WIB
Ilustrasi gunung berapi di Pulau Jawa, yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik yang juga dikenal dengan cerita perjanjian Sabdo Palon antara Syekh Subakir dengan Ki Semar Badrayana .
Ilustrasi gunung berapi di Pulau Jawa, yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik yang juga dikenal dengan cerita perjanjian Sabdo Palon antara Syekh Subakir dengan Ki Semar Badrayana . /Pixabay

Kejadian itu kemudian sampai mengusik ketenangan Ki Semar Badrayana, sang danyang tanah Jawa, yang selama ribuan tahun khusyuk bertapa.

Pertempuran pun akhirnya tak terhindarkan, antara Syekh Subakir dengan Ki Semar selama 40 hari 40 malam. Namun selama pertempuran itu, keduanya sama-sama kuat.

Sampai akhirnya Ki Semar Badrayana menawarkan perundingan kepada Syekh Subakir,  yang mana menghasilkan sebuah kesepakatan perjanjian yang terkenal dengan sebutan perjanjian Sabdo Palon.

Baca Juga: 3 Pesan dari Bencana Alam, Menurut Ayat-ayat Alquran, Perlu Direnungkan Apakah Ujian, Peringatan, atau Adzab?

Setelah Syekh Subakir menyampaikan maksud kedatangan ke tanah Jawa guna menyebarkan ajaran Islam, Ki Semar Badrayana pun memperbolehkannya dengan beberapa syarat.

Berikut empat perjanjian Sabdo Palon, antara Syekh Subakir dan Ki Semar Badrayana:

Pertama, penyebaran ajaran Islam tidak boleh dilakukan dengan cara paksaan apalagi dengan jalan peperangan.

Penyebaran Islam di tanah Jawa harus dilakukan dengan cara halus dan memberikan keleluasaan bagi penduduk Jawa untuk memilih masuk ke dalam agama Islam atau tetap meyakini kepercayaan sebelumnya.

Kedua, akulturasi antara Islam dengan budaya Jawa dalam pendirian tempat peribadatan. Meskipun tempat peribadatan tersebut dari luar memiliki gaya asli Jawa, namun di dalamnya ajaran-ajaran Islam disebarluaskan.

Ketiga, kerajaan Islam diperbolehkan berdiri di tanah Jawa. Tapi, raja pertama haruslah anak campuran. Maksudnya orang tua sang raja memiliki campuran agama. jika bapak Hindu, ibu Islam. Sebaliknya jika bapak Islam, ibu Hindu.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x