Terdampak Tumpahan Minyak, Warga di Kabupaten Serang Diganjar Kompensasi Miliaran Rupiah

- 14 Maret 2022, 16:12 WIB
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menyerahkan kompensasi terhadap warga di Kabupaten Serang terdampak tumpahan minyak Karawang di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Senin 14 Maret 2022.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah saat menyerahkan kompensasi terhadap warga di Kabupaten Serang terdampak tumpahan minyak Karawang di Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Senin 14 Maret 2022. /Kabar Banten/Dindin Hasanudin

KABAR BANTEN - Warga terdampak tumpahan minyak Karawang Jawa Barat di lima Kecamatan se Kabupaten Serang tahun 2019, mendapatkan kompensasi dari Pertamina.

Kompensasi yang diberikan untuk masyarakat terdampak tumpahan minyak Karawang Jawa Barat nilainya mencapai Rp6,207 miliar.

Kompensasi untuk warga Kabupaten Serang terdampak tumpahan minyak tersebut diberikan oleh Senior Manager Relations untuk SHU regional Jawa Agus Suprijanto dan disaksikan oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, peristiwa tumpahan minyak terjadi di Karawang dan mengalir ke Kabupaten Serang pada Agustus 2019.

Kejadian tersebut menimbulkan kerugian. Pada Agustus 2019, KKp kemudian mengadakan rapat koordinasi dengan Pertamina, OPD, Provinsi Banten dan kabupaten kota.

Akhirnya disepakati dilakukan pendataan terhadap masyarakat terdampak pada 2019.

Baca Juga: Gempa M5.5 Guncang Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, Berpusat di Kota Sukabumi, BMKG: Hati-hati Gempa Susulan!

Pendataan dilakukan KKP bersama Pertamina, penyuluh perikanan, hingga sekolah tiggi perikanan dan membentuk pokja penanganan dampak tumpahan minyak Karawang.

"Pokja melakukan verifikasi dan validasi masyarakat terdampak," ujarnya dalam sambutan penyerahan bantuan kompensasi terdampak minyak Karawang di gedung UPT Perikanan Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Senin 14 Maret 2022.

Suhardjo mengatakan, pada tahap pertama terdapat masyarakat pesisir di 15 desa di Kecamatan Kramatwatu, Pontang, Tanara dan Tirtayasa yang terdampak tumpahan minyak.

"Ada 927 pelaku usaha perikanan terdampak, setelah divalidasi ada 902 yang valid, terdiri dari pembudidaya ikan hingga nelayan dan pelaku pariwisata bahari," katanya.

Baca Juga: Polres Serang Raih Penghargaan Pelayanan Prima Sangat Baik dari Kementerian PAN RB

Namun setelah didata pertama ternyata masih ada yang juga terdampak tumpahan minyak. Sehingga dikakukan kendaraan kedua pada Oktober - November 2019.

"Ada 1.260 masyarakat terdampak terdiri dari pelaku usaha perikanan, nelayan, pembudidaya pengolah dan pemasaran perikanan, tersebar di Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara, Kramatwatu dan Puloampel," ucapnya.

Kemudian data tersebut divalidasi dsn dimutakhirkan sehingga diperoleh 2.143 masyarakat terdampak yang tersebar diima kecamatan.

"Terdiri dari pelaku usaha perikanan, nelayan, pembudidaya ikan, pembudidaya rumput laut, keramba jaring ikan, pengolah dan pemasar perikanan dan wisata bahari," tuturnya.

Ia mengatakan pada hari ini diberikan kompensasi bagi masyarakat terdampak tumpahan minyak tersebut.

"Total yang diberikan Rp6,207 miliar didistribusikan melalui BRI, BNI dan mandiri," katanya.

Baca Juga: Polres Serang Raih Penghargaan Pelayanan Prima Sangat Baik dari Kementerian PAN RB

Sementara Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, walau penyerahan bantuan di Kabupaten Serang tertunda selama dua tahun, namun pemberian kompensasi dilakukan secara rapih.

Melibatkan Pertamina, pemkab Serang, kecamatan, hingga desa. Kompensasi pun diberikan secara adil sesuai jumlah luasan terdampak.

"Memang beda besarannya mungkin yang terima jangan loh kok ini lebih besar ini sudah melalui penilaian. Kita betul betul melihat berat sedang ringan dampak yang dialami," ujarnya.

Ia mengatakan jika melihat angkanya kompensasi yang diterima per orang cukup besar. Sehingga diharapkan bisa untuk memulihkan usaha

"Karena sampai ada yang belasan juta, manfaatkan untuk usaha, apalagi dua tahun ini dampak pandemi bukan hanya bidang kesehatan tepi ekonomi dari industri besar sampai perorangan terdampak," katanya.

"Bahkan keuangan Pemda dua tahun goyang karena pendapatan terganggu. Jadi kita ikhtiar bersama manfaatkan rizki ini untuk usaha jangan dipakai untuk konsumsi semua," sambung Tatu.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x