TKW Asal Kabupaten Pandeglang Diduga Menjadi Korban Kekerasan, Berhasil Kabur, Kondisinya Memprihatinkan

- 12 Desember 2022, 18:46 WIB
Anggota Polsek Panimbang saat mendampingi Daini, TKW asal Kabupaten Pandeglang yang diduga mengalami kekerasan oleh majikannya di Arab Saudi dan berhasil kabur pulang ke Indonesia, melapor ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pandeglang, Senin 12 Desember 2022.
Anggota Polsek Panimbang saat mendampingi Daini, TKW asal Kabupaten Pandeglang yang diduga mengalami kekerasan oleh majikannya di Arab Saudi dan berhasil kabur pulang ke Indonesia, melapor ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Pandeglang, Senin 12 Desember 2022. /Kabar Banten/Aldo Marantika

KABAR BANTEN - Daini (46) Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kampung Bojen Banteng RT/RW 02/03, Desa Bojen, Kecamatan Sobang, Pandeglang, diduga menjadi korban kekerasan oleh majikannya di Arab Saudi.

Menurut informasi yang diterima Kabar Banten, di sekujur tubuh Daini banyak luka bekas pukulan, mata sebelah kiri tidak bisa melihat dan korban tidak bisa berjalan.

"Menurut keterangan korban, selama tiga tahun bekerja kerap memperoleh siksaan dari majikan perempuannya. Siksaan diterima korban hanya karena hal sepele seperti pekerjaan harus cepat dan rapih, apabila tidak sesuai langsung mendapat siksaan berupa pukulan tangan ataupun alat yang mengakibatkan mata sebelah kiri Daini tidak bisa melihat atau cacat," kata Kapolsek Panimbang Iptu Asep Jamaludin, Senin 12 Desember 2022.

"Bahkan di sekujur tubuh penuh bekas pukulan dan sekarang ini tidak bisa jalan akibat siksaan majikan dan hanya bisa duduk di rumah," sambungnya.

Menurut Asep, korban tersebut berangkat pada 5 November 2019 lalu, melalui PT Graha Utama yang beralamat di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat untuk bekerja di Riyadh Arab Saudi.

Apalagi, kata Kapolsek, korban selama bekerja hanya mendapatkan gaji setengahnya, bahkan satu tahun terakhir tidak mendapatkan gaji.

"Korban bisa kembali ke tanah air karena mendapat pertolongan dari keluarga Majikannya dengan memberikan sejumlah uang untuk kabur. Ketika bisa kabur, mendapatkan pertolongan dari jamaah Umroh dan Seorang Pilot maskapai penerbangan yang merasa prihatin dan kasian sehingga membantu agar bisa pulang ke tanah air," ungkapnya.

Untuk itu, Asep mengaku pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) agar korban bisa mendapatkan bantuan haknya selama bekerja.

"Kami juga terus mendampingi, agar korban mendapatkan hak-haknya, tapi yang terpenting saat ini korban bisa secepatnya mendapatkan perawatan. Karena hasil pemeriksaan kesehatan atau pengobatan dari pihak puskesmas terutama matanya harus segera di operasi," tandasnya.***

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x