Percepatan Imunisasi Anak dengan Gerakan BIAN, Segini Capaian di Kabupaten Serang

- 19 Desember 2022, 10:05 WIB
Kepala Dinkes Kabupaten Serang drg Agus Sukmayadi. Dinkes Kabupatem Serang mengungkapkan capaian imunisasi anak di Kabupaten Serang dengan gerakan BIAN di Kabupaten Serang.
Kepala Dinkes Kabupaten Serang drg Agus Sukmayadi. Dinkes Kabupatem Serang mengungkapkan capaian imunisasi anak di Kabupaten Serang dengan gerakan BIAN di Kabupaten Serang. /Kabar Banten /Dindin Hasanudin
 
KABAR BANTEN- Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Serang mengungkapkan telah melakukan percepatan imunisasi anak dengan gerakan Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN. 
 
Dalam gerakan BIAN dilakukan berbagai upaya agar capaian imunisasi anak di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Serang optimal.
 
Dinkes menyebutkan di wilayahnya saat ini masih ada orang tua yang enggan atau menolak anaknya divaksinasi polio yang masuk dalam gerakan BIAN, sehingga saat ini masih ada beberapa belum ikut imunisasi anak.
 
 
Meski demikian, capaian imunisasi anak dalam gerakan BIAN di Kabupaten Serang sudah mencapai target Kementrian Kesehatan atau Kemenkes.
 
Kepala Dinkes Kabupaten Serang drg Agus Sukmayadi mengatakan, untuk capaian BIAN, sampai saat ini sudah diatas 95 persen sesuai dengan target Kemenkes.
 
"Jadi ini dilakukan percepatan vaksin terhadap balita dan batita," ujarnya Minggu 18 Desember 2022.

Ia mengungkapkan, vaksin yang diberikan dalam BIAN yakni campak, Polio, BCG HB dan Hepatitis. Dilakukan percepatan karena 2020 dan 2022 terjadi penurunan angka capaian akibat Pandemi Covid-19.
 
"Kontak pasien berkurang sehingga terjadi KLB dengan meningkatnya kasus campak, difteri, itu makanya dilakukan BIAN untuk percepatan capaian vaksin," tuturnya
 
Agus mengungkapkan, masih ada beberapa anak yang belum mendapatkan vaksin Polio.
 
Sebab diantaranya ada anak yang tidak diperkenankan oleh orang tuanya ikut vaksin.
 
 
Padahal vaksin merupakan upaya untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
 
"Seperti polio, campak, difteri, BCG, Hepatitis," ujarnya.

Meski demikian, kata Agus, pihaknya mengaku tidak punya data pasti berapa anak yang belum vaksin Polio.
 
Akan tetapi jika melihat data Universal Child Immunization (UCI), minimal 85-90 persen dari jumlah sasaran sudah divaksinasi.
 
"Maka masih ada sekitar 5 persen sasaran yang belum ikut vaksinasi," katanya.

Untuk itu, kata Agus, pihaknya pun terus melakukan vaksinasi dengan gerakan BIAN.
 
Sedangkan untuk vaksin polio yakni jenis vaksin reguler yang biasa dilakukan setiap saat oleh tenaga kesehatan pada balita dan baduta (bayi di bawah dua tahun).
 
 
"Untuk vaksin polio juga sebenarnya relatif tidak sulit dengan penetesan via oral tidak disuntik. Sehingga diharapkan masyarakat terutama orang tua punya kesadaran untuk bawa anaknya ke Posyandu," tuturnya.

Selain itu kata dia, untuk vaksin polio tidak punya efek samping seperti BCG. Untuk BCG setelah vaksin ada efek panas atau demam.
 
"Kalau polio tidak ada, hanya masih ada keyakinan bahwa dengan ditetapkan Indonesia bebas polio ini tidak perlu divaksinasi. Karena tidak kelihatan penyakitnya padahal polio bisa menyebabkan cacat seumur hidup dengan tungkai kaki kiri, kanan atau dua duanya itu bisa menurunkan kualitas hidup," katanya.

Menurutnya, masih ada masyarakat yang melihat vaksin polio tidak perlu diberikan.
 
Padahal virusnya masih ada dan salah satu cara mencegahnya dengan vaksin.***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x