Hal ini dilakukan untuk memperkuat kedudukan dan kekuatan Kesultanan Banten dalam menghadapi VOC. Dari kerja sama inilah Kesultanan Banten mendapatkan banyak bantuan berupa senjata api.
Pada 11 Mei 1658, Sultan Ageng Tirtayasa mengumumkan perang terhadap VOC. Pertempuran antara pasukan Kesultanan Banten dengan VOC berlangsung secara terus menerus mulai dari bulan Mei 1658 sampai dengan Juli 1659.
Dikhianati Putranya Sendiri
Meskipun dalam situasi perang, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil membuat Banten berkembang dengan pesat. Inilah yang menyebabkan Gubernur Jendral Ryklop van Goens mengirim surat yang ditujukan kepada Kerajaan Belanda untuk menguasai Kesultanan Banten.
VOC melakukan tipu muslihat dengan mengutus Sultan Haji untuk membujuk Sultan Ageng Tirtayasa menyerah. Sultan Haji adalah putra Sultan Ageng Tirtayasa yang memiliki kedekatan dengan VOC.
Baca Juga: Dibalik Kokohnya Kesultanan Banten, Ada Peran 2 Panglima Perang Mantan Punggawa Elit Pajajaran
Setelah berhasil dibujuk, Sultan Haji dan VOC berkhianat dengan mengepung iring-iringan Sultan Ageng Tirtayasa yang sedang menuju ke Keraton Surosowan pada tahun 1683. Akhirnya Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap, dan dipenjarakan di Batavia sampai meninggal pada tahun 1692.
Sultan Haji akhirnya naik tahta menjadi Sultan Banten pada 1683. Di masa pemerintahannya, Kesultanan Banten dan VOC menandatangani sebuah perjanjian. Perjanjian inilah yang menandai berakhirnya kekuasaan kesultanan Banten, dan dimulainya monopoli VOC atas Banten.***