10 Desa Wisata di Kabupaten Serang Diminta Siapkan Paket Wisata

- 22 November 2023, 11:24 WIB
Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwisatya Prasadya saat memimpin rapat pembentukan paket wisata dengan desa wisata di aula Disporapar Kabupaten Serang, Selasa 21 November 2023.
Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwisatya Prasadya saat memimpin rapat pembentukan paket wisata dengan desa wisata di aula Disporapar Kabupaten Serang, Selasa 21 November 2023. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten

KABAR BANTEN - Disporapar Kabupaten Serang berencana melakukan penandatanganan kerjasama atau MoU dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI pekan depan.

Penandatanganan MoU antara Disporapar Kabupaten Serang dengan PHRI tersebut dalam rangka membentuk konektivitas antara destinasi wisata utama Anyer-Cinangka dengan desa wisata.

Oleh karena itu desa wisata di Kabupaten Serang tersebut diminta untuk menyiapkan paket wisata.

Baca Juga: Calon Kepala Daerah di Banten Dipanggil DPP Golkar, Tatu: Ketua DPD II Prioritas Diajukan Maju Pilkada

Untuk sementara ada 10 desa wisata di Kabupaten Serang yang diminta mempersiapkan paket wisata.

Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwisatya Prasadya mengatakan, ide awalnya pihaknya ingin mengkonektivitaskan antara desa wisata sebab wisata utama Anyer dan hotel yang ada disana. Sehingga nantinya promosi wisata bisa efektif.

"Karena harapan kami hotel bisa menyampaikan informasi terkait desa wisata dan destinasi lainnya kita banyak ada 185 destinasi wisata. Ini jadi sarana promosi nanti apabila paket ini sudah bisa disatukan antara desa wisata dengan kawasan Anyer dengan harga yang terjangkau mudah mudahan promosi wisata dapat berjalan efektif," ujarnya kepada Kabar Banten usai pertemuan dengan Pokdarwis Desa wisata di aula Disporapar Kabupaten Serang, Selasa 21 November 2023.

Untuk mempersiapkan hal tersebut, Ia mengatakan selain penyatuan paket wisata, selanjutnya akan dilakukan pelatihan secara digital pada desa wisata.

Artinya pemanfaatan informasi digital yang diharapkan bisa lebih efektif.

"Karena sekarang kan masyarakat pariwisata lebih senang dengan digitalisasi medsos. Mudah mudahan dengan pelatihan ini penyatuan paket wisata di desa wisata menjadi awal kita untuk mengkonektivitaskan dengan destinasi wisata utama di Anyer," ucapnya.

Anas mengatakan, untuk program tersebut yang terlibat adalah Pokdarwis masing masing desa wisata.

Ada 10 desa wisata yang akan dilakukan MoU dengan PHRI. Diantaranya ada Desa Cikolelet, Kubang Baros, Kacida Cibuntu, Wargasara atau Pulo tunda, Margagiri, Curug Goong, Tirtayasa, Sukabares dan Pamarayan.

"Kita masih panjang langkahnya untuk desa wisata. Karena pertama kita harus satukan dulu antar Pokdarwis dan BUMdes karena terkait satu pintu pengolahan keuangan kalau paket sudah dipromosikan otomatis harus ada nomor rekening satu untuk bisa tampung itu, itu jadi PR kami kedepan bagaimana mekanisme itu bisa dijalankan," ujarnya.

Ia berharap ketika wisatawan datang nantinya desa wisata sudah siap dengan atraksinya dan lainnya.

Oleh karena itu diperlukan pemesanan lewat digital agar deza wisata bisa mempersiapkan diri.

Baca Juga: Di Tengah Konflik Palestina Israel Inilah Beberapa Keistimewaan Wanita Palestina

"Kalau PHRI inginnya jangan satu desa tapi sekali jalan bisa tiga titik. Jadi paket nya mudah mudahan murah, kalau di Pulo tunda sangat bagus juga karena Pulo tunda itu dia punya pasar tersendiri dari mahasiswa dia sudah terjual jauh, tinggal dibantu promosikan lagi," ucapnya.

Untuk saat ini home stay di desa wisata yang sudah ada baru di Cikolelet.

Dimana disana sudah bisa menampung 60 orang maksimal untuk menginap.

Bahkan rumah warga pun sudah ada yang siap untuk dijadikan homestay.

Sedangkan untuk BUMDes hampir semua desa wisata sudah ada BUMDes nya.

Tinggal kemudian disatukan persepsi nya dengan kades, jangan sampai salah persepsi beda tujuan.

Karena hal tersebut berkaitan dengan kesejahteraan anggota.

Anas menargetkan MoU dengan PHRI bisa dilakukan pelan depan.

Oleh karena itu paket wisata pun diharapkan sudah ada pekan depan.

Dengan demikian setelah MoU dengan PHRI selesai, paket wisata sudah ada.

"MoU 10 desa wisata sudah bisa ditampilkan kelengkapan nya dan jadi daya tarik tersendiri," ucapnya.

Sementara kata dia untuk transportasi untuk sementara ada kerjasama dengan Asita atau perorangan yang bersedia.

Misal di hotel ada tamu yang ingin berkunjung ke desa wisata bisa disiapkan tranportasinya dengan perorangan untuk antar tamu.

Namun dia optimistis apabila sudah berkembang dan banyak permintaan ke desa wisata akan banyak travel agen yang tumbuh.

"Harga paket wisata disesuaikan, yang desa terdekat seperti Kubang Baros, Cikolelet, Kacida cibuntu diupayakan sama. Karenakan nanti jangan sampai perang harga saling menjatuhkan, kalau harganya sama dengan paket sama itu bagus, kalau paket beda mungkin beda juga," tuturnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah