4 Partai Duduki Kursi Pimpinan DPRD Kabupaten Serang, Demokrat Digantikan PKB, Begini Kata Pengamat Politik

- 19 Maret 2024, 09:15 WIB
Ilustrasi empat partai duduki kursi pimpinan DPRD Kabupaten Serang.
Ilustrasi empat partai duduki kursi pimpinan DPRD Kabupaten Serang. /Dindin Hasanudin/Kabar Banten

 

KABAR BANTEN - Empat partai politik akan mengisi slot pimpinan DPRD Kabupaten Serang yakni Golkar, Gerindra, PKS dan PKB.

Keempat partai politik tersebut merupakan pemenang pemilu legislatif di Kabupaten Serang.

Pada Pemilu 2024, Gerindra walau masih bertahan di urutan kedua dan masih memiliki kursi wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang, namun secara raihan kursi berkurang dari Pemilu 2019.

Pada Pemilu 2019 Gerindra meraih 8 kursi sementara pada 2024 menjadi 7 kursi dengan 131.040 suara.

Sementara kondisi lebih parah dialami Demokrat, Partai besutan SBY tersebut harus puas duduk diurutan ke enam dengan 80.698 suara atau meraih empat kursi turun dari pemilu 2019 yang mendapat lima kursi.

Kondisi berbeda justru dialami Golkar yang semakin gemilang dengan melonjak raihan kursinya menjadi 11 pada 2024 dari 9 kursi pada 2019.

Golkar meraih 184.108 suara pada pemilu 2024.

Begitu pula raihan kursi PKB yang naik menjadi lima kursi dengan 86.135 suara dan berhak menduduki kursi wakil ketua DPRD Kabupaten Serang.

Sedangkan PKS tetap berada di jalur yang sama dengan mempertahankan kursi wakil pimpinan namun dengan raihan kursi meningkat dari lima menjadi enam dan mendapat 103.460 suara.

Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Prof Suwaib Amiruddin menilai Golkar telah bekerjasama cukup keras dan struktur partai pun berjalan dalam pemilu 2024.

Apabila dilihat di Kabupaten Serang semua struktur partai turun mulai dari pimpinan provinsi hingga kabupaten benar-benar turun secara maksimal.

"Golkar masih kuat karena bagaimana pun Golkar di Banten sangat kuat karena struktur jalan turun secara maksimal meyakinkan semua pengurus sampai tingkat desa dan caleg benar benar diperkenalkan oleh struktur partai sehingga agak bagus," ujarnya kepada Kabar Banten, Minggu 17 Maret 2024.

Kemudian untuk Gerindra yang dianggap mengalami anomali karena di pusat capres yang diusung sekaligus ketua umumnya Prabowo Subianto meraih hasil maksimal berbeda dengan di daerah yang turun perolehan kursinya.

Menurut Suwaib hal itu terjadi karena sebenarnya Gerindra yang menang adalah partainya, namun dalam hal ini caleg yang diusung tidak begitu maksimal melakukan kerja kerja politik.

"Sehingga yang didorong cuma calon presiden yang lebih kedepankan ketimbang Caleg yang secara individu dia bergerak," ucapnya.

Sedangkan untuk PKB menurut dia bukan hal mengejutkan bisa duduk di kursi DPRD.

Sebab PKB adalah partai yang punya basis Nahdatul ulama (NU) sehingga partai tersebut selalu membuat peluang meraih kursi dengan basis yang dipelihara selama ini.

Sementara untuk PKS menurut dia partai tersebut beririsan dengan aktivis muda dan masjid.

Selain itu PKS juga termasuk partai yang memiliki reputasi yang bagus dalam mendidik kader.

"Cuma memang yang namanya pileg biasanya tokoh yang didorong biasanya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemilih atau kader, catatan penting kedepan kalau mau menentukan kadernya harus betul betul disesuaikan apa yang dibutuhkan kader dan para aktivis di kalangan partai," ucapnya.

Sedangkan untuk Demokrat yang meraih hasil minor dan kehilangan kursi pimpinan di DPRD Kabupaten Serang menurut dia Demokrat dari nasional hingga daerah memang ada semacam keterlambatan dalam melakukan konsolidasi lebih baik.

"Kita lihat juga di nasional seperti itu, sehingga di daerah juga agak terlambat untuk melakukan konsolidasi secara maksimal, konsolidasi nya agak kurang kalau Demokrat padahal dia punya basis yang bagus dan dia punya simpatisan yang bagus tapi konsolidasinya yang terlambat," tuturnya.

Disinggung apakah ada dampak pilpres terhadap suara pileg, ia mengatakan tidak ada.

Sebab pilpres lebih dikedepankan saat ini dibandingkan pileg.

Sehingga suara partai banyak yang turun karena partai lebih banyak diisukan di pilpres.

"Pilpres yang lebih panas lebih banyak dikonsolidasikan dibandingkan para caleg itu. Mungkin lebih bagus kedepannya pileg satu periode, pilpres dari periode kalau bisa dibedakan harusnya sehingga kursi legislatif dan eksekutif berbeda dalam hal pemungutan suaranya," ucapnya. ***

Editor: Yomanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x