Tujuh Bulan Berjibaku Tangani Covid-19, Ini yang Dirasakan Wali Kota Tangsel Airin

- 17 Oktober 2020, 20:39 WIB
airin
airin /

KABAR BANTEN – Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengungkapkan pengalaman selama 7 bulan berjibaku menangani Covid-19. Tantangan yang paling berat yakni menanamkan kesadaran protokol kesehatan sebagai kebutuhan.

"Kalau sudah jadi kebutuhan, ada atau tidak ada polisi dan tentara, masyarakat tetap pakai masker. Bukan karena ada  razia masker baru pakai," ujar Airin dalam talkshow "Peluncuran Buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat  16 Oktober 2020, seperti dikutip KabarBanten.com dari situs resmi covid19.go.id.

Airin merupakan orang pertama yang menerima buku “Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19” yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 ini.

Baca Juga : Tiga Pekan Mampu Keluar dari Zona Merah Covid-19, Ini Yang Dilakukan di Kota Cilegon

Airin menjelaskan masyarakat sudah tahu 3M dan seperti apa menuju tatanan adaptasi kebiasaan baru. Tapi, ujar dia, bagaimana menjalankan pengetahuan tentang protokol kesehatan sebagai kebutuhan dan kebiasaan ini yang perlu dilakukan. Dan ini, kata Walikota Airin, menjadi tugas besar kita bersama di lapangan agar masyarakat mengubah perilaku dengan terbiasa menerapkan protokol kesehatan.

"Ini PR (pekerjaan rumah) di lapangan agar masyarakat bisa terbiasa. Semoga buku yang disusun ini bisa memudahkan masyarakat dalam menerapkan kebiasaan baru ini," ungkap Airin yang juga Ketua Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini.

Baca Juga : Satu Santriwati Positif Covid-19, 523 Santri Yayasan Insan Pratama Jalani Rapid Tes

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan buku ini ditunggu masyarakat sebagai acuan bersama dalam menerapkan perubahan perilaku di masa pandemi. 

Lilik menjelaskan mulai dari bulan Maret sampai Oktober 2020 ini banyak perubahan yang berbeda-beda sehingga membingungkan masyarakat. Organisasi-organisasi masyarakat dan sejumlah lembaga membuat buku acuan tersendiri yang pemahamannya agak berbeda. Akibatnya ketika sosialisasi masyarakat menjadi bingung. 

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x