Saat Pengamanan Aksi Buruh Menolak UU Cipta Kerja, Polisi Gelar Salat Dzuhur Berjamaah

- 22 Oktober 2020, 21:07 WIB
Kapolres Serang, AKBP Mariyono menjadi imam Salat Dzuhur berjamaah saat pengamanan aksi unjukrasa buruh menolak Omnibus Law Cipta Kerja, di Simpang Cikande Asem, Kabupaten Serang, Kamis 22 Oktober 2020.
Kapolres Serang, AKBP Mariyono menjadi imam Salat Dzuhur berjamaah saat pengamanan aksi unjukrasa buruh menolak Omnibus Law Cipta Kerja, di Simpang Cikande Asem, Kabupaten Serang, Kamis 22 Oktober 2020. /Dokumen Polres Serang/

KABAR BANTEN - Anggota Kepolisian Resor (Polres) Serang dipimpin Kapolres Serang AKBP Mariyono menggelar Salat Dzuhur berjamaah saat ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja di wilayah Serang Timur melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja, di sekitar Cikande Asem, Kabupaten Serang, Kamis 22 Oktober 2020.

Kapolres Serang AKBP Mariyono mengatakan, karena gagal berangkat ke Jakarta, para pengunjukrasa melakukan aksi pemblokiran Jalan Raya Serang-Jakarta yang menghubungkan Serang-Tangerang akibatnya jalan tidak dapat dilintasi kendaraan dan kondisi jalan pun lenggang.

Hal ini, kata dia, dimanfaatkan personil Polres Serang yang tengah bertugas melakukan pengamanan untuk melaksanakan ibadah Salat Dzuhur karena sudah memasuki waktu Dzuhur. Beberapa lembar kardus bekas yang bersih pun dijadikan sajadah oleh anggota polisi yang tidak mau meninggalkan kewajibannya selaku muslim yang taat.

"Karena memang sudah waktunya Salat Dzuhur, kami melakukan ibadah salat berjamaah di jalan secara bergantian agar pelayanan terhadap buruh tetap berjalan," ujar AKBP Mariyono, kepada wartawan.

Baca Juga : Ciptakan Pilkada Aman dan Damai, Ini Yang Dilakukan Polres Serang

Kapolres menjelaskan, aksi unjuk rasa buruh di Cikande berjalan aman hingga mereka membubarkan diri sekitar pukul 15.00 WIB. Ia tak menampik jika dalam aksi unjuk rasa sempat diwarnai pemblokiran jalan dan pembakaran ban namun aksi berjalan aman.

Terkait buruh yang berangkat ke Jakarta, Kapolres mengatakan pihaknya telah melakukan mediasi dengan pimpinan serikat pekerja agar tidak perlu berangkat ke Jakarta dan aksi unjuk rasa cukup dilaksanakan di Kabupaten Serang saja. Sebanyak 500 buruh akhirnya berangkat melalui jalur arteri dengan menggunakan 13 bus.

"Kami telah melakukan imbauan kepada serikat pekerja agar melakukan aksi cukup di wilayah Kabupaten Serang dan tidak memaksakan untuk berangkat ke Jakarta mengingat saat ini masih pandemi Covid-19," ujarnya.

Pihaknya, kata dia, melakukan penyekatan di gerbang Tol Ciujung dengan melibatkan sebanyak 30 personil, sedangkan untuk wilayah Kawasan Industri Modern Cikande serta Simpang Asem sebanyak 180 personil. Ratusan buruh yang gagal berangkat ke Jakarta karena adanya penyekatan akhirnya melakukan unjuk rasa di kawasan Simpang Asem.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x