Kemacetan di Kota Serang Jadi Sorotan

- 12 September 2017, 09:30 WIB
seminar-tata-ruang-kota-serang
seminar-tata-ruang-kota-serang

SERANG, (KB).- Kemacetan di Kota Serang menjadi sorotan seminar Format Tata Ruang Ideal untuk Mencegah Kemacetan dan Banjir di Kota Serang, Senin (11/9/2017). Selain sudah mengganggu aktifvitas masyarakat, juga menjadi ancaman serius jika tidak dituntaskan dalam waktu 10 hingga 20 tahun mendatang. "Pemkot sudah melakukan usaha, meski baru sebatas normatif. Pemkot harus tegas dalam menata transportasi umum," kata Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Kota Serang, Rohman. Volume kendaraan yang meningkat dari tahun ke tahun, ujar dia, tidak diimbangi dengan penambahan atau pelebaran ruas jalan. Ia mengatakan, kemacetan dan banjir yang melanda Kota Serang saat ini dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat. Ia mencontohkan, warga Ciceri yang dahulu berangkat dari Ciceri Indah menuju Pendopo atau KP3B hanya membutuhkan lima menit. Namun sekarang, memakan waktu lebih lama, karena banyak diadang titik-titik kemacetan. "Ini menghambat aktivitas masyarakat Kota Serang," ucapnya. Ia menuturkan, bertambahnya jumlah kendaraan di satu sisi memang menunjukkan adanya perbaikan tingkat ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus didorong, agar mau menggunakan transportasi umum. Caranya, dengan memperbaiki angkutan, sehingga menjadi roda transportasi yang aman dan nyaman. "Selain akibat banyaknya kendaraan kemacetan di Kota Serang juga disebabkan, karena aset Kota Serang yang belum diserahkan Pemerintah Kabupaten Serang, sehingga aktivitas Pemerintahan Kabupaten Serang masih berada di tengah kota," tuturnya. Dalam mengatasi masalah banjir dan macet, menurut dia, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Sebab, menurut dia, penyebab kemacetan salah satunya, adalah budaya masyarakat Kota Serang yang belum siap dengan perkembangan kota.  "Oleh karena itu, seminar ini digelar, agar ada solusi bagi masalah kemacetan dan banjir ini. Hasil seminar akan menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Kota Serang," katanya. Anggaran terbatas Wali Kota Serang, Tubagus Haerul Jaman mengatakan, bahwa kemacetan adalah masalah yang dialami setiap kota dan tidak hanya Kota Serang. Ia juga merasakan kemacetan, karena dahulu bisa bepergian dengan waktu yang relatif singkat, kini menjadi lebih lama, karena adanya kemacetan. "Kalau dulu saya jalan dari Sayabulu cuma beberapa menit sekarang sampai 30 menit," ujarnya. Ia menuturkan, salah satu kendala penanganan banjir dan macet di Kota Serang, adalah karena kemampuan APBD Kota Serang yang masih terbatas, yakni hanya Rp 1,2 triliun. Dengan anggaran yang hanya Rp 1,2 triliun tersebut, belum mampu menangani semua masalah. Oleh karena itu, ucap dia, Pemkot Serang meminta bantuan anggaran ke Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat. "Selain itu, kami juga terus melakukan terobosan, salah satunya membuat jalur alternatif," katanya. Terkait banjir, dia mengatakan, perlu ada kesadaran dari masyarakat, agar tidak membuang sampah. Sebab, sampah menyebabkan gorong-gorong dan jalur air tersumbat, sehingga terjadi genangan. Ia mencontohkan, ketika pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Serang membersihkan gorong-gorong sampah, kata dia, yang ada di dalamnya tidak hanya sampah kecil, melainkan sampah besar. "Bahkan ada juga kasur," tuturnya. (H-47)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x