Mendorong Wirausaha Muda Manfaatkan Digitalisasi

- 8 November 2017, 11:15 WIB
teknologi-informasi-digitalisasi-ilustrasi
teknologi-informasi-digitalisasi-ilustrasi

ANAK muda di Banten didorong untuk berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi. Peluang berbisnis di era digitalisasi saat ini sangat potensial. Di Indonesia, terdapat 132,7 juta pengguna internet. "Ini peluang yang cukup potensial bagi wirausaha untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemasaran barang dan jasa di platform digital," kata Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, saat menjadi Pemimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 & Pembukaan Jambore Pemuda Derah dan Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Kesakaan di Bumi Perkemahan Karangkitri Bhakti Kwarcab Pramuka Tangerang, Curug, Kabupaten Tangerang, Selasa (7/11/2017). Andika mengungkapkan, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada November 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 132,7 juta jiwa, dengan 130,8 juta pengguna mengetahui internet sebagai tempat jual beli barang dan jasa. Sedangkan 63,5 % di antaranya atau sebanyak 84,2 juta pengguna internet pernah bertransaksi jual-beli barang atau jasa secara online. Melalui pelatihan kewirausaahaan tersebut Andika berharap dapat dilahirkan wirausahawan sosial atau socio-entrepreneur yang melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. "Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan semata, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat," tuturnya. Menurut Andika, wirausaha sosial menjadi fenomena sangat menarik saat ini karena perbedaan-perbedaannya dengan wirausaha tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat. Andika menyebut keberadaan sejumlah starup financial technology sebagai aplikasi yang memungkinkan netizen mengakses pinjaman dana tunai tanpa harus melalui birokrasi seperti pada perbankan konvensional, adalah sebagai salah satu contoh socio-entrepreneur. "Ada lagi starup seperti kitabisa.com dan sejenisnya yang memungkinkan netizen menghimpun dana dari netizen lainnya, baik untuk kepentingan permodalan usaha ataupun untuk kepentingan sosial seperti penggalangan dana bagi bantuan sosial, itu juga solusi," ucapnya. Model bisnis berbasis daring saat ini mengalami peningkatan dikarenakan model transaksi toko online benar-benar mengubah individu dalam proses mendapatkan barang maupun jasa, begitupun dari sisi jualan. Aksesnya yang mudah dan cepat membuat bisnis ini berkembang dengan pesat. Jadi, wajar saja jika bisnis ini berpotensi mengembangkan sayap Usaha Kecil Menengah (UKM). Bagi generasi milenials digital bukalah hal yang baru, dari industri ini bermunculan bisnis seperti e-commerce, market place, start-u, dan lainnya. Berdasarkan sumber dari Kominfo pada tahun 2020, revolusi bisnis online Indonesia diprediksi akan mendongkrak Pendapatan Domestik Bruto sebesar 22 persen. Melihat perkembangan e-commerce di Tiongkok, maka kemungkinan hal yang sama dapat terjadi di Indonesia begitu besar karena Indonesia dan Tiongkok memiliki karakter yang sama. Indonesia tahun ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam lima tahun terakhir. Tetapi pertumbuhan industri e-commerce justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air. (Rifki)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x