Kunjungan Wisatawan Berkurang, Isu Tsunami Ganggu Investasi

- 11 April 2018, 10:45 WIB
Wahidin-Halim
Wahidin-Halim

SERANG, (KB).- Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, hasil kajian BPPT yang menyebutkan bahwa akan terjadi tsunami setinggi 57 meter di Pandeglang sangat mengejutkan. Sebab, hasil kajian tersebut dapat mengganggu investasi dan pariwisata di Banten. Hal itu dikatakan Wahidin Halim usai menghadiri Musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Banten tahun 2019 di Hotel Ultima Ratu, Kota Serang, Selasa (10/4/2018). Menurut dia, saat ini investor sudah mulai tertarik untuk menanamkan modalnya di Banten yang berada di ranking ketiga tujuan investasi nasional. Padahal, setelah diadakan diskusi dengan BMKG, prediksi tersebut baru berbentuk permodelan saja. "Saya kira, saya ingatkan BPPT jangan mengeluarkan statement apa-apa dulu sebelum itu menjadi hasil kajian. Karena, bagaimana pun juga itu mengganggu. Katakanlah buat masyarakat takut, dan sekarang kita minta BMKG untuk menyosialisasikan ke media atau langsung bahwa sesungguhnya itu baru permodelan, belum menjadi sebuah kajian yang ada kepastian," katanya. Dia mengatakan, kajian-kajian dari para peneliti yang masih dalam bentuk permodelan harus dikaji lagi oleh ilmuwan-ilmuwan lain. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang."Saya lihat kemarin di Anyer (pengunjung) agak berkurang, jangan sampai ada isu-isu yang gak jelas," ucapnya. Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengakui bahwa prediksi akan terjadinya tsunami di Pandeglang membuat wisatawan berkurang, ditengah gencarnya membuat iklim investasi yang baik di Pandeglang. "Kalau saya sih pantang menyerah, selalu ada optimistis yang kita bangun. Tapi dengan adanya isu itu, kan sebagian wisatawan berkurang, yang tadinya mau ke Pandeglang, juga berkurang. Walaupun kadis saya selalu optimistis," katanya. Menurutnya, hasil kajian BPPT yang masih bentuk permodelan, seharusnya dilaporkan terlebih dahulu kepada bupati di Pandeglang, sebelum dikonsumsi oleh publik. Bahkan, menurut dia, seharusnya hasil kajian tersebut hanya dikonsumsi oleh kalangan akademisi saja. Meskipun kemungkinan akan adanya tsunami bisa saja terjadi kapan pun itu. "Kalau yang baca berita kemungkinan juga mereka berpikir sepuluh kali untuk datang ke Pandeglang. Tapi mudah-mudahan kami clear-kan untuk terus investasi di kepariwisataan ini maju di Pandeglang," tuturnya. (Masykur/SJ)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah