Ratusan Ulama Banten Gelar Pertemuan dengan Gubernur Banten

- 7 Juni 2018, 19:43 WIB
PSX_20180607_193306
PSX_20180607_193306

SERANG, (KB).- Ratusan ulama se-Provinsi Banten yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) menggelar silaturrahim dengan Gubernur Banten H. Wahidin Halim di rumah dinas gubernur, Kamis (7/6/2018). Kegiatan tersebut dikemas dalam buka puasa bersama.
Hadir dalam kesempatan itu, antara lain Ketua MUI Banten HM Romly, para pengasuh pesantren yang tergabung dalam FSPP, Ketua DPRD Banten Asep Rahmatullah, Kabinda Banten Brigjen Gautama, Danrem Maulana Yusuf, Kajati Banten, Dirintel Polda Banten, Sekda Banten Ranta Soeharta, Kaban Kesbangpol Ade Aryanto, Kepala Kanwil Kemenag Banten Bazari Syam, Ketua FKPT Banten Hj Rumiah dan Sekretaris Amas Tadjuddin, para tokoh agama Hindu, Budha, Kristen Protestan, dan Katolik. Pada momentum tersebut dibacakan surat pengukuhan SK Pengurus Forum Kerukunan Antarumat Beragama (FKUB) Provinsi Banten oleh Gubernur Banten H. Wahidin Halim.
Tampil sebagai pengisi tausiah, Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Provinsi Banten Prof. Dr. Syibli Syarjaya. Dalam tausiahnya, Prof. Syibli memaparkan tentang bukti-bukti keaslian Alquran dibanding kitab suci lain. Buktinya, kata Syibli, di dunia ini tidak ada satu kitab pun, baik kitab agama samawi maupun ardli yang terpelihara dan terjaga dari perubahan dan pemalsuan, kecuali Alquran. Ayat-ayat Alquran dibaca, diperdengarkan, dihafal dan dijelaskan sebagaimana bentuk asalnya ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. “Begitu pula di dunia ini, tidak ada satu kitab pun yang dihafal di luar kepala oleh puluhan bahkan ratusan ribu orang, kecuali Alquran. Karena Allah memudahkan hamba-Nya dalam menghafal Alquran. Justru yang sulit bukan menghafal, tetapi mempertahankan hafalan,” katanya.
Dikatakannya, Alquran menantang siapapun, baik dari kalangan jin atau manusia yang meragukan eksistensi dan kebenarannya, bila ia memang mampu untuk menyusun semacam Alquran secara keseluruhan. Bila tidak mampu mendatangkan atau menyusun seperti Alquran, maka coba datangkan atau susun sepuluh surat saja semacamnya. Kalau tidak mampu sepuluh surat, coba satu surat saja, atau yang seperti satu surat. Bahkan bila diperlukan mereka dipersilahkan untuk bekerjasama dan meminta bantuan para pakar-pakar mereka. “Kenyataan seperti itu memunculkan usaha-usaha untuk memperlihatkan berbagai dimensi Alquran yang dapat menaklukkan siapapun, sehingga kebenaran bahwa Alquran bukanlah tutur kata manusia menjadi tak terbantahkan lagi. Inilah yang sering disebut dengan i’jazul Quran,” ujarnya. (SY)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x