Krakatau Steel Kontrak Puluhan WNA Tiongkok

- 9 Maret 2019, 09:15 WIB
konpress-KS-tentang-WNA-Tiongkok
konpress-KS-tentang-WNA-Tiongkok

SERANG, (KB).- PT. Krakatau Steel Engineering angkat bicara terkait video viral ratusan tenaga kerja asing (TKA) yang bersitegang dengan warga Komplek Citra Garden BMW, Kabupaten Serang, Rabu (6/3/2019).

Mereka mengklaim, TKA yang jumlahnya hanya puluhan atau tidak lebih dari seratus itu merupakan tenaga ahli yang dikontrak untuk kebutuhan operasi pabrik blast furnace complex yang diresmikan pada akhir tahun lalu.

Presiden Direktur PT. KS Engineering Utomo Nugrogo mengatakan, para TKA itu dipekerjakan untuk menguji peralatan pabrik blast furnace yang sedang memasuki tahap uji operasi. Sebab, peralatan pabrik berasal dari Tiongkok. Oleh akena itu, pihaknya juga membutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill sesuai dengan negara asal teknologi itu didatangkan.

"Untuk menguji peralatan tersebut, maka kita memerlukan tenaga skil engineering yang berasal dari pemasok teknologinya langsung. Ini kemudian kenapa kami harus mendatangkan tenaga kerja asing itu. Karena, memang mereka berasal dari negara yang memasok teknologinya," kata Utomo saat memberikan keterangan kepada awak media di ruang konfrensi Mapolda Banten, Jumat (8/3/2019).

Utomo menjelaskan, proyek blast furnace merupakan hasil kerjasama konsorsium MCC CERI yang berasal dari Tiongkok dengan PT. KS Engineering. Para TKA dibutuhkan lantaran tenaga kerja lokal masih belum memiliki pengalaman dalam mengoprasikan teknologi tersebut.

Berdasarkan rinciannya, para TKA ini tersebar di beberapa area proyek blast furnace. Di antaranya, area raw material handling, pabrik sinter, pabrik cokes oven, blast furnace cement (BFC), hot stove dan area HMTP.

"Tahapan projek ini sudah tahapan akhir untuk uji operasi. Kita memerlukan tenaga kerja skil yang notabene berasal dari pemasok peralatan tekhnologinya. Tapi, sekarang sudah jalan melakukan transfer pengetahuan. Karena kita belum memiliki teknologi ini, otomatis masih tergantung sama engineering dan skil labour yang kita datangkan itu," ujar Utomo.

Utomo pun menegaskan, keberadaan TKA Tiongkok itu hanya bersifat sementara atau tenaga kontrak. Sebab, setelah pengetahuan teknologinya diberikan kepada para tenaga kerja lokal, maka keberadaan mereka juga tidak terlalu dibutuhkan lagi oleh PT. KS Engineering.

"Jadi, mereka bukan permanen tugasnya di sini. Hanya supervisi alat, supaya ilmunya bisa ditransfer ke operator kami. Misalkan nanti suatu saat ada maintance, maka kami sudah siap menghadapi masalah itu," tutur Utomo.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah