Hilal 1 Syawal 1443 Hijriah, Pakar Astronomi Ungkap Posisi Bulan, Sudah Memenuhi Kriteria?

1 Mei 2022, 18:54 WIB
Ilustrasi pemantauan hilal awal Syawal. Jadwal agenda penentuan 1 Syawal 1443 Hijriah kemenag./Ilustrasi pemantauan hilal. /Antara/Irwansyah Putra

KABAR BANTEN-Secara hisab, hilal 1 Syawal 1443 Hijiriah di Indonesia dimungkinkan berhasil dirukyat, pada Minggu, 1 Mei 2022.

Berdasarkan perhitungan, secara hisab bahwa hilal 1 Syawal 1443 Hijriah dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik). 

Penjelasan itu disampaikan Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag Cecep Nurwendaya saat memaparkan posisi hilal secara astronomis (hisab) dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Syawal 1443 H, di Jakarta, pada Minggu, 1 Mei 2022.

"Posisi bulan pada hari ini yang bertepatan dengan 29 Ramadan 1443 Hijriyah sudah berada dalam Kriteria Baru MABIMS.

Untuk diketahui, MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapore). 

Pakar astronomi ini menjelaskan, 3-6,4 adalah rumusan kriteria baru MABIMS dalam masalah penentuan awal bulan kamariah. 

Kriteria ini diputuskan pada 8 Desember 2021 dan telah diterapkan pada awal Ramadan 1443 H/2022 M. 

Berdasarkan hisab Kriteria Baru MABIMS (3-6,4), baik menggunakan elongasi toposentrik maupun geosentrik di Indonesia sudah memenuhi syarat.

"Minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, kata Cecep dikutip dari kemenag.go.id.

Seminar tersebut digelar jelang Sidang Isbat (penetapan) Awal Syawal 1443 Hijriah.

Cecep menambahkan, posisi hilal ini dilihat dari sudut terjauh bulan (elongasi) diukur dari pusat inti bumi (geosentrik) dan diukur dari permukaan bumi (toposentrik). 

Dalam paparannya, Cecep mengungkapkan, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan pada 1 Mei 2022.

"Ketinggian hilal di Indonesia berada pada rentang 3,79 derajat sampai 5,56 derajat. "Ini menunjukkan semua daerah telah memenuhi tinggi Kriteria Baru MABIMS," ucapnya.

Sementara, rentang elongasi geosentrik berkisar antara 5,2 derajat sampai dengan 7,2 derajat. 

"Artinya, sebagian daerah telah memenuhi Kriteria Baru MABIMS," katanya.

Karena menggunakan konsep wilayatul hukmi, maka bisa dikatakan, di Indonesia sudah memenuhi kriteria," papar Cecep. 

Hal ini juga diperkuat dengan rentang elongasi toposentris yang berada pada kisaran 4,9 derajat sampai dengan 6,4 derajat. 

"Pulau Breuh di Provinsi Aceh sudah memenuhi kriteria," kata Cecep menjelaskan.

Namun sebelum memberikan keputusan tanggal 1 Syawal, pemerintah perlu melihat hasil pengamatan langsung (rukyatul hilal) untuk melengkapi hasil hisab yang telah dipaparkan. 

"Untuk tujuan kemaslahatan umat, rukyat di Indonesia dilakukan sebagai konfirmasi dari hisab," katanya. 

Dengan menggunakan pedoman rambu-rambu batas elongasi geosentrik minimal 6,4 derajat.

Diprediksi sebagian besar wilayah Indonesia (sebagian wilayah tengah dan seluruh wilayah barat) dimungkinkan berhasil merukyat hilal.

Tahun ini, Kemenag telah menetapkan 99 titik rukyatul hilal awal Syawal 1443 Hijriyah. 

Sidang Isbat Awal Syawal 1443 H dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan digelar secara hybrid.

Sidang ini juga dihadiri perwakilan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam serta Duta Besar (Dubes) negara sahabat. ***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: kemenag.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler