Mengkaji Derajat Puasa Sunnah Tarwiyah dan Arafah di Dzulhijjah

- 1 Juli 2022, 13:28 WIB
Foto kitab suci Al-Qur'an di sebuah perpustakaan yang pas untuk mengkaji puasa sunnah arafah di 9 Dzulhijjah
Foto kitab suci Al-Qur'an di sebuah perpustakaan yang pas untuk mengkaji puasa sunnah arafah di 9 Dzulhijjah /Pixabay/Pexels

KABAR BANTEN- Memasuki bulan Juli atau Dzulhijjah pada kalender Hijriah, puasa sunnah arafah dan tarwiyah menjadi salah satu amalan yang dianjurkan bagi umat muslim.

Ya, puasa sunnah arafah dan tarwiyah di Dzulhijjah apabila diamalkan bakal mendapatkan suatu ganjaran yang fantastis.

Pasalnya, ketika umat muslim tersebut mengaplikasikan puasa sunnah Arafah dan Tarwiyah di Dzulhijjah sama seperti mengikuti proses Pergi Haji di Padang Arafah, Makkah.

Baca Juga: 30 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Islami, Modern, Terbaru, Lahir di Bulan Dzulhijjah Beserta Artinya 

Dilansir Kabar Banten dari Ustadz Abdul Hakim bin Amir Adat dalam laman web almanhaj.or.id, puasa pada hari tarwiyah (tanggal delapan Dzulhijjah) yang biasa diamalkan oleh umumnya kaum muslimin.

Banyak umat Islam berbondong-bondong berpuasa selama dua hari, yaitu pada tanggal delapan dan sembilan Dzulhijjah (hari Arafah).

"Saya telah menemukan haditsnya yang lafadznya sebagai berikut.

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

“Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Dikatakan Ustadz Abdul Hakim, hadits ini diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus bab 2 halaman 248.

Pada kitab tersebut, ia menjelaskan derajat puasa sunnah arafah dan tarwiyah di bulan Dzulhijjah.

Dengan runutan sanadnya sebagai berikut.

1. Abu Syaikh dari :

2. Ali bin Ali Al-Himyari dari :

3. Kalbiy dari :

4. Abi Shaalih dari :

5. Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Setelah ditelaah olehnya beserta beberapa ulama dan pakar hadits, Ustadz Abdul Hakim menyimpulkan derajat kedua amalan puasa sunnah arafah dan tarwiyah berbeda.

1. Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) adalah hukumnya bid’ah. Karena hadits yang mereka jadikan sandaran adalah hadits palsu atau maudlu’ yang sama sekali tidak boleh dibuat sebagai dalil.

Jangankan dijadikan dalil, bahkan membawakan hadits maudlu’ bukan dengan maksud menerangkan kepalsuannya kepada umat, adalah hukumnya haram dengan kesepakatan para ulama.

2. Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اَحتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

“ … Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu”.

Kata ulama, dosa-dosa yang dihapuskan di puasa sunnah arafah adalah dosa-dosa yang kecil.

Namun, betul bahwa ketika melaksanakan puasa sunnah arafah di Dzulhijjah bisa menghapuskan dosa selama satu tahun, bahkan lebih, Wallahu a’lam.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: almanhaj.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah