Network
5. Pada malam kelima Siri Aminah bermimpi bertemu Nabi Ibrahim dan berkata: berbahagialah kamu wahai Aminah dengan kehadiran Nabi yang agung, Nabi pemilik cahaya, keagungan dan pujian"
6. Di malam keenam Siti Aminah melihat pancaran cahaya yang terlihat jelas memenuhi cakrawala, cahayanya pemilik sanjungan yakni cahaya kenabian.
7. Di malam ketujuh malaikat berbondong-bondong mendatangi kediaman Aminah, wajahnya tak pernah pudar menampakkan kebahagiaan.
8. Di malam kedelapan, lagi lagi Aminah mendengar suara tanpa rupa (Hatif) berseru agar para penduduk bumi menampakkan kebahagiaan dan kegembiraan karena kelahiran kekasih Allah semakin dekat.
9. Pada malam kesembilan Aminah merasakan hatinya damai, kesusahan dan kesedihan seketika sirna lantaran Allah memberikan kasih sayang yang berlimpah.
10. Di malam kesepuluh Aminah melihat kalau tanah Mina dan Khaif bergembira akan kelahiran baginda Nabi.
11. Di malam kesebelas Aminah melihat penduduk bumi dan langit saling menampakkan kebagiaan menyambut detik-detik lahirnya Nabi Muhammad SAW.
12. Di malam kelahiran Nabi yakni pada malam 12 Rabiul Awal Aminah berkata "Sungguh langit begitu terang menyinari tidak ada kegelapan sama sekali".
Namun di tengah tengah peristiwa tersebut Aminah menangis tersedu-sedu karena tak ada satupun orang yang menemaninya baik laki-laki maupun perempuan, tetangga maupun sanak saudara, sedangkan Abdul Muthollib satu-satunya orang menemaninya sedang berada di ka'bah.
Aminah berkeluh kesah: "sungguh aku sendirian tak ada perempuan yang bisa menguatkanku, tiada Imam yang menghiburkan dan tiada pula tetangga yang menjadi sandaranku".
