Dan kita langsung menilai bahwa pulan bin pulan mati dalam keadaan diakhir hidupnya tidak baik atau Su'ul Khotimah.
" Ini yang perlu diluruskan, bahwa kematian seseorang baik itu mati dalam keadaan baik atau tidak baik itu urusan Allah SWT" kata Ustadz Buya Yahya.
Baca Juga: Baru Dibuka Satu Minggu, Tempat Wisata D Mangku Farm Langsung Viral, Mancak Rasa Puncak
Kita tidak boleh menilai seseorang itu dari dzohirnya bahwa si pulan matinya di tempat maksiat sewaktu mabuk dan main perempuan dan dinyatakan Su'ul Khotimah mati dalam keadaan tidak baik.
Ilmu tentang Husnul Khotimah atau Su'ul Khotimah sebenarnya suatu hal untuk menilai diri sendiri bukan untuk menilai orang lain.
Bisa jadi seseorang yang mati di tempat maksiat atau mati dalam keadaan tidak pernah sholat pun oleh Allah dimasukan kedalam orang orang yang Husnul Khotimah.
Karena kita tidak tahu apa yang dilakukan orang tersebut ketika hidup, mungkin saja orang itu ada keimanan mengurus orang tuanya yang sudah uzur atau sedekah yang kita tidak pernah tahu sewaktu dia hidup.
Atau bisa juga orang tersebut bertobat yang dulunya tidak pernah sholat dan sekarang menjadi rajin sholat dan kebetulan pas dia tobat oleh Allah dicabut nyawanya dan menjadikan dia mati dalam keadaan Husnul Khotimah.
Kita tahunya secara dzohir bahwa orang tersebut akhir hidupnya berada di tempat yang kurang baik, tetapi kita tidak boleh langsung menilai orang tersebut mati dalam keadaan Su'ul Khotimah.