Oleh Hidayat Rahman
“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan, kekurangan harta, jiwa , dan buah-buahan dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, “
(Q.S.Albaqarah [2]:155)
Musibah yang menimpa kehidupan manusia di dunia saat ini, sangat dahsyat disepanjang periodesasi kehidupan manusia. Corona virus demikian semua orang menyebutnya. Entah dari mana asalnya istilah nama tersebut, demikian menjadi populer diseluruh belahan dunia. Dalam cacatan The Centers for Disease Control & Prevention ( CDC ), kata corona berasal dari bahasa Latin yang berarti “ mahkota “.
Virus dinamakan demikian, karena hasil temuan sementara bentuknya terdapat duri seperti mahkota (suara.com. IB times, 24/03/2020). Kemudian badan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) tahun 2020 secara resmi menetapkan dengan istilah Covid 19. Kepanjangan dari “co “ berati “ corona “ dan “ vi “ berati “ virus “. Dan “ d “ untuk “ disease ( penyakit ).
Dalam sejarah islam penyakit wabah yang berbahaya merengut paling banyak korban jiwa yang hampir sama dengan Covid-19. Al -Asqalani (Badzlul Ma’un fi Fadhlit Thaun ) yang mengutip dari tiga sejarawan muslim, menjelaskan bahwa wabah ( Penyakit ) yang menimpa umat manusia sebelumnya juga pernah terjadi, nama wabah dalam kitab itu disebutnya dengan istilah “ Tha’un“.
Wabah ini terjadi dan menyebar pada masa Rasulullah, juga terjadi di Syam pada masa khalifah Umar, di Mesir pada tahu 63 Hjriyah, di Syam pada tahun 107 Hijriyah. Sejarah telah mencatat, bahwa disepanjang sejarah kehidupan manusia wabah nyata ada, namun karena masa tersebut belum ada WHO, tidak disebut Covid 63 atau Covid 107 (hidayatullah.com). Istilah “ Tha’un “ yang merupakan nama penyakit atau wabah hampir menyuruapai wabah Covid-19, sebuah penyakit atau wabah yang sangat berbahaya dan mematikan.
Wabah juga tidak hanya dialami pada masa Rasul dan para sahabat, juga terjadi pada preodesasi kehidupan manusia berikutnya, pada abad ke 6 pernah terjadi sebuahtragedi wabah dengan nama “ pes “ yang kemudian dikenal dengan wabah “ Justnin “. Pandemi ini diperkirakan telah menewaskan antara 30 hingga 50 juta orang, ekses penyakit tersebut sebagian besar perdagangan rapuh dan berakhir dengan melemahnya kekuasaan kekaesaran. Selain wabah justin ada juga wabah dinamai “ Balck dead “ di eropa pada tahun 1347. Penyakit ini ini telah menewaskan sebanyak 25 juta orang (kompas.com).
Covid-19, apakah itu merupakan rekayasa manusia? Atau merupakan deretan rekayasa Tuhan sebagaimana yang telah terjadi dalam pejalanan sejarah kehidupan manusia bagi bumi, untuk mengukur siapa yang terbaik perbuatannya. Jika merupakan rekayasa manusia, maka bisa jadi bahwa kerusakan alam adalah disebabkan perbuatan tangan manusia (Q.S.Ar-Rum [30:41]).