Bukan Pakai Gorengan dan Kolak, Muslim di China Berbuka Puasa dengan Makanan Ini

- 15 Maret 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi kolak pisang, takjil favorit muslim di Indonesia.
Ilustrasi kolak pisang, takjil favorit muslim di Indonesia. /Freepik/ikarahma/

KABAR BANTEN - Ramadan, bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia, juga dirayakan di China.

Negara dengan populasi muslim minoritas ini memiliki keunikan tersendiri dalam perayaan Ramadan, termasuk dalam tradisi berbuka puasanya.

Sebelum membahas tradisi berbuka puasa dan takjil yang biasa dikonsumsi kebanyakan muslim di China, mari kita ulas beragam hal menarik tentang Ramadan di China yang perlu kita ketahui.

Baca Juga: 3 Ide Menu Sahur Puasa Ramadhan yang Simple Tapi Bikin Ketagihan, Dijamin Bakal Recook!

1. Persiapan Berpuasa

Bagi umat Islam di China, Ramadan adalah bulan yang dinantikan dengan penuh kegembiraan.

Meskipun menjadi minoritas, umat Islam di China tetap menjalankan ibadah puasa dengan penuh semangat.

2. Durasi Puasa

Pada tahun 2017, Ramadan di China jatuh pada musim panas, yang membuat durasi puasa mencapai 13-14 jam per hari.

Namun, pada 2024, Ramadan jatuh pada musim semi, sehingga durasi puasanya tidak jauh berbeda dengan di Indonesia.

Menu Berbuka Puasa di China

Berbeda dengan di Indonesia yang lebih menyukai gorengan, di China, hidangan berbuka puasa lebih sering terdiri dari yogurt, roti panggang, dan mie gandum.

Beberapa masyarakat juga menyantap ayam berkaldu dengan roti sebagai hidangan berbuka.

Meskipun China bukan negara mayoritas muslim, mencari makanan halal tidaklah sulit.

Supermarket umumnya menyediakan stok makanan halal, dan pegawai di sana juga dapat membantu dalam menemukan makanan halal.

Tantangan Muslim Minoritas di China

1. Minimnya Masjid

Salah satu tantangan utama bagi umat Islam minoritas di China adalah minimnya jumlah masjid.

Hal ini membuat umat Islam kesulitan dalam menjalankan ibadah, terutama mendengarkan adzan, salat, berbuka, dan sahur.

2. Pengingat Adzan

Untuk mengatasi kesulitan tersebut, umat Islam di China sering mengandalkan aplikasi pengingat adzan di smartphone mereka.

Meskipun tidak ada masjid di sekitar, aplikasi ini membantu mereka tetap menjalankan ibadah secara tepat waktu.

Kesimpulannya, Ramadan di China memberikan gambaran unik tentang bagaimana umat Islam minoritas menjalankan ibadah di negara yang mayoritasnya non-Muslim.

Baca Juga: Kuliner Khas Ramadan Untuk Takjil Buka Puasa di Berbagai Daerah Ada Ketan Bintul dari Banten

Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti minimnya masjid, umat Islam di China tetap menjalankan ibadah dengan penuh semangat dan mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar.

Uniknya, kebiasaan berbuka puasa mereka pun berbeda dengan umat muslim di Indonesia yang lebih menyukai berbuka dengan kolak atau minuman manis dan gorengan.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah