Hoaks Ancam Disintegrasi Bangsa

- 8 April 2018, 21:12 WIB
Rakerda-PDIP-Banten
Rakerda-PDIP-Banten

TANGERANG, (KB).- Fenomena maraknya penyebaran hoaks atau kabar bohong sangat menggangu kerukunan masyarakat dan bisa menghambat pembangunan. Ancaman yang lebih mengkhawatirkan lagi hoaks bisa menimbulkan perpecahan atau disintegrasi bangsa. “Oleh karena itu, penyebaran hoaks ini perlu ditangkal atau diperangi oleh kita semua,” kata Direktur PT Fajar Pikiran Rakyat (Penerbit HU Kabar Banten) Rachmat Ginandjar ketika menjadi narasumber pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Banten di Grand Serpong Hotel (GWR), Kota Tangerang, Minggu (8/4/2018). Dalam Rakerda yang dibuka Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto itu, Rachmat mengatakan tidak menutup kemungkinan penyebaran hoaks tahun ini dan tahun 2019 bisa lebih meningkat. “Tahun ini dan tahun depan kan sudah memasuki tahun politik yang rawan persaingan,” ujar Rachmat. Menurut Rachmat, ada beberapa faktor yang mendorong suburnya hoaks di Indonesia. Di antaranya rendahnya minat baca masyarakat. Menurut hasil survey Unesco pada 2016, peringkat minat baca masyarakat Indonesia berada pada posisi kedua dari bawah. “Indonesia berada pada peringat 60 dari 61 negera,” katanya. Faktor lainnya yang menyuburkan hoaks di Indonesia, pengguna telepon seluler (ponsel) di tanah air mencapai 371,4 juta pengguna atau 142 persen dari total populasi sebanyak 262 juta jiwa. Artinya, rata-rata setiap penduduk memakai 1,4 telepon seluler. Ciri-ciri hoaks Berdasarkan hasil identifikasi terhadap sejumlah konten hoaks, menurut Rachmat, ciri-ciri hoaks menimbulkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan. Kemudian, sumber beritanya tidak jelas. “Media yang menyebarkan hoaks ini, biasanya, tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan cenderung menyudutkan pihak tertentu,” katanya. Ciri lainnya bermuatan fanatisme atas nama ideology. Biasanya, judul, dan pengantarnya provokatif. Ciri khas lain hoaks menggunakan huruf kapital, huruf tebal (bold), banyak tanda seru, dan tanpa menyebutkan sumber informasi. “Penyebar hoaks juga biasanya menuliskan kalimat “copas dari grup sebelah” atau “kiriman teman”. “Dengan demikian, Jika masyarakat mendapatkan informasi, baik berupa teks, foto/gambar, maupun video yang tidak jelas sumbernya, harus benar-benar diwaspadai,” tegasnya. Motif penyebar hoaks Motif orang menyebarkan hoaks meliputi motif ekonomi, ideologi, provokasi, dan iseng. Terkait motif ekonomi, pelaku memanfaatkan jumlah viewer (pengunjung) untuk meraih keuntugan secara finansial dari pengiklan di media online. Untuk motif ideologi, biasanya pelaku menolak ideologi orang/kelompok lain. Pada motif provokasi, pelaku menikmati kericuhan akibat penyebaran informasi/berita hoaks. Sementara motif, iseng, pelaku hanya sekedar isieng, guyonan atau menyampaikan kritik. Cara cek hoaks Selanjutnya Rachmat menjelaskan untuk mengecek gambar atau foto hoaks relatif mudah. Caranya, buka saja Google Image. Klik icon kamera dan upload gambar yang mau dicek atau copas link/url gambar yang akan dicek kebenarannya. “Untuk mengecek apakah informasi atau berita hoaks atau bukan, masyarakat juga bisa mengakses situs turnbackhoax.id,” katanya. Selain itu, masyarakat juga bisa melaporkan hoaks ke email ke Kominfo: [email protected].(MH)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x